Lihat ke Halaman Asli

Yudha Bantono

TERVERIFIKASI

Pembaca peristiwa

Grand Piano yang Menghidupkan Warna Cat Air

Diperbarui: 5 September 2016   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran Lukisan Cat Air Tat Twam Asi

Dari balik tirai kain putih, petang itu grand piano seperti penari yang sedang menunggu manggung; sumringah, penuh gairah dan memukau. Kakinya yang ramping disilangkan di atas lantai, tenang penuh pesona. Ketika suara microphone dari MC mulai berkumandang, serempak dalam gerak ia berdiri, lalu kaki penari itu berjalan menyiapkan diri, dengan sesekali menjulurkan tangan sejajar di depan pinggang.

Grand Piano itu adalah penanda, sekaligus pemberi makna  warna-warna cat air di atas kertas yang sedang turut merayakan kebersamaan sebuah festival desa, terbuka lintas kultur-bangsa dan mendunia. Galeri Grya Santrian memang sedang memberikan ruang bagi sejumlah pelukis cat air yang hadir merespon tema utama Sanur Village Festival XI, 2016. Tat Twam Asi – aku dan engkau adalah kita, dan di mata pelukis cat air berarti pula sebuah bentuk ekspresi seni rupa, dibaca bersama diolah secara personal menjadi karya.

Ini sebuah pameran lukisan cat air yang mewakili pandangan dari setiap perupa dalam menerjemahkan Tat Twam Asi, perupa Kolcai menyadari sedari mula sejak disodorkan tema pameran dapat diterjemahkan secara bebas, artinya Tat Twam Asi  bisa diekspresikan dalam berbagai makna, lambang maupun simbol dari kehidupan, termasuk posisi manusia sebagai pangkal atau pusat pada “aku”. 

Untuk itu, sesungguhnya karya-karya perupa Kolcai mencerminkan sebentuk penafsiran sebagai seorang perupa sekaligus “aku” yang mewakili dirinya dalam menempatkan pandangannya secara visual artistik.

Melalui tema Tat Twam Asi, konsep karya dari masing-masing perupa Kolcai memperlihatkan capaian tanpa batas. Hakekat aku dan engkau yang selama ini menimbulkan persoalan serius tentang penempatan batas, bahkan menimbulkan disharmoni dikaji dan dibangun ulang melalui pencarian keseimbangan yang universal. 

Beragam gagasan dari kehidupan tradisi budaya nusantara, kemanusiaan, alam, penyelamatan bumi, satwa, tumbuhan, tubuh dan bagiannya, modernitas, serta gaya hidup, hadir bukan semata menyuguhkan capaian estetis, namun  juga sebuah pernyataan maupun pertanyaan yang dapat menjadi perenungan atas esensi Tat Twam Asiitu sendiri.

76 perupa cat air ambil bagian dalam pameran Tat Twam Asi, dimana 38 perupa memarkan karya asli yaitu AA Ngurah Darma, Abdul Rachman, Achmad Pandi, Agus Budiyanto, Agus Tomin, Angga Yuniar Santosa, Candra Martoyo, Damaring Febryasmoro, Deskamtoro Dwi Utomo, Doni Libra, Edy Agus Kurniawan, Eddy Dewa, Erlin Subekti, Dodoth F. Widodo Putra, Febri Indra Laksmana, Guruh Ramdani, Hani Handayani, Haris Sudarsono (Risman Keceng), Harry Suryo, Henny Herawati, Irwan Widjayanto, Irwan Trianto (Iru Triart),  Joko Supratikno, Kris Yoewono, Kris Wardhana, Mochtar Niti, Moelyoto, Netty Basian Kodar, Luqman Reza Mulyono, Sarjiyanto, Sari Atika Sundari, Surya Adi Rahman, Wahyu Sigit Priyo Utomo (Sigit Crueng), Sugeng Cahyo Wening, Te Kamajaya, Untoro, Yahya Pudji Kustiawan, Yoes Wibowo, dan Yuventus Windar S. 

Dan 38 perupa lainnya memerkan karya berupa art print yaitu Agus Junawan, Agung Dwie, Alfi Ardyanto, Artyan Trihandono, Aryo Sunaryo, Aziz Tirta Atmadja, A. Wahyu Handayani, Bowo Aiwi, Budi Sudarwanto, Daniel Nugraha, Deissy Kussoy, Eleonora Anggraheny, Embong Salampessy, Enis Fakhrunisya, Eunike Nugroho, Galih Sekar Winilih, Galuh Tajimalela, Hendro Purwoko, Imam Mukhlis, Ireng Fiorentina, Ikhman Mudzakir, Iqbal Amirdha, Jae Fahru, Jevi Alba, Keningar Rindang Arum, Kinkin, Lega Rubi, M.Ichsan Harja Nugraha, M. Ade Iskandar, Nashir Setiawan, Nahyu Rahma Fathriani, Ni Wayan Supadmi (Yanami), Putra, Putut Ristianto, Ratna Sawitri, Sigit Santosa, Seto Parama Artho, Tiar Kosonk, hadir sebagai pendukung pameran melalui karya-karya artprint.

Personalitas Visual

Karya-karya lukis cat air perupa Kolcai yang berasal dari seluruh chapter se-Indonesia bisa dibaca juga sebagai personalitas karya lukis cat air yang mewakili daerahnya. Setiap perupa yang berpameran ingin menunjukkan persoalan atas dirinya dan sesuatu yang ada disekitarnya baik realita maupun ruang imaji dalam membaca Tat Twam Asi

Terlihat beberapa perupa yang menjatuhkan pilihannya terhadap identitas visual dengan latar belakang objek yang identik dengan budaya dimana ia berada. Sedangkan tampilan yang lain menggarap persoalan kehidupan dan alam. Dikerjakan seperti memindahkan obyek dalam photo, ruang imaji maupun simbolisme dan abstraksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline