SETIAP perhelatan Sanur Village Festival (SVF) selalu ada kejutan di tema-tema yang diusung. Pelaksanaan SVF tahun 2016 panitia pelaksana sudah mencanangkan untuk event tahun ke sebelas ini dengan tema Tat Twam Asi. Berangkat dari pernyataan yang menyatakan aku adalah engkau dan engkau adalah aku menghantarkan event kali ini benar-benar menyuarakan nilai kemanisaan.
Ida Bagus Sidharta Putra (Gusde), Ketua Umum SVF mengatakan event yang ke sebelas ini secara angka memiliki angka kembar yaitu satu dan satu. Angka ini bisa menjadi perlambang bahwa antara satu dengan yang lainnya adalah sama. Selanjutnya kami merangkai symbol ini dalam sebentuk refleksi atas keadaan riil yang berkembang saat ini.
Bila melihat realita sekarang ini yang penuh konflik, maka apa yang dicanangkan dalam tema SVF memiliki sebuah suguhan yang bukan saja menjadi perayaan masyarakat Sanur, namun juga pada relasi penyadaran akan pentingnya kebersamaan, saling menghargai, menjaga kedamaian, ketentraman sesama manusia, maupun kelestarian alam. Merujuk dari tema-tema sebelumnya bahwa Tat Twam Asi juga bisa dikatakan sebagai rangkaian dari pelaksanaan SVF secara berkelanjutan.
Konflik kemanusiaan yang saat ini cenderung radikal, saling melakukan perlawanan sesama saudara, lebih-lebih adanya kesulitan ekonomi yang berdampak pada tekanan sosial, sering menggoreskan berita buruk adanya perkelahian antar sesama saudara. Belum lagi konflik politik yang diakibatkan karena berbedanya kepentingan memaksa masyarakat untuk saling bersikap tegang menghadapi perbedaan itu.
Tidak bisa dipungkiri kini berita-berita yang disuguhkan di media maupun media sosial hampir mengisi kolom maupun status personal dengan mudah dibagikan secara laus. Kenyataan ini lah yang mendorong SVF mengangkat tema yang relevan sekaligus merayakan kegiatan tahunan masyarakat Desa Sanur.
Isu lingkungan hidup juga tidak lepas menjadi sorotan bagi tema Tat Twam Asi. Kerusakan lingkungan yang secara pelan tapi pasti telah menjadi kenyataan yang harus dihadapi manusia di muka bumi ini. Isu global warming yang telah diangkat dalam tema SVF sebelumnya yaitu Green, Marine, Segara Giri akan dibumikan kembali melalui tema Tat Twam Asi.
Bila dihungkan dengan konteks konflik Reklamasi Teluk Benoa, Gusde tidak menampik bahwa event ini merupakan penyadaran kepada masyarakat luas maupun pemerintah, bahwa melalui konteks "saya" terhadap alam sama halnya dengan saya adalah alam dan alam adalah saya. Maka konteks Tat Twam Masi tahun ini juga menjadi pernyataan sikap masyarakat Sanur yang secara tegas menolak tegas reklamasi Teluk Benoa.
Sanur Village Festival 2016 memang selalu memiliki kejutan-kejutan dalam setiap penyelenggaraannya, pembaharuan maupun penambahan program event selalu menjadi barometar bahwa event tahunan yang akan berlangsung dari tanggal 24 sampai 28 Agustus dapat dijadikan agenda utama pariwisata Bali.(Yudha Bantono, SVF 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H