Lihat ke Halaman Asli

Sepotong Cerita Memaknai Hari Guru Sedunia

Diperbarui: 6 Oktober 2021   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustration by si Cantik 

Saya selalu ingat peristiwa bersejarah bangsa kita yang jatuh pada tanggal 5 oktober.

Hari ini.

Karena tanggal 5 oktober, hari ulang tahun teman saya yang oleh orangtuanya diberi nama ABRI.

Iya, benar. Saya tidak mengada-ada. Maka dari itu saya selalu ingat hari apa ini, tanpa harus menghafalkannya.

Yang saya baru tahu, ternyata tanggal 5 oktober juga adalah HARI GURU SEDUNIA. Bahkan sudah dari tahun 1994 ditetapkan oleh UNESCO, dan seingat saya tak pernah sekalipun saya memperingatinya. Mungkin, karena saya bukan guru.

Bicara tentang guru selalu membuat saya terharu. Teringat kepada para guru yang sudah menorehkan jejak dan membentuk perjalanan hidup saya, dan saya harap ketika para bapak ibu guru tersebut melihat keberadaan saya sekarang, tidak membuat mereka merasa gagal :)

Dari sekian banyak guru yang berjasa mendidik dan menginspirasi saya, ada dua yang paling nyantol di hati.

Ibu Guru bahasa Indonesia di SMP.  

Beliau yang pertama kali menemukan passion menulis saya, dan beliau juga yang mendorong saya untuk berani menulis cerita di mading (majalah dinding) sekolah waktu itu. Seperti biasa, begitu tulisan saya ditempel, beragam reaksi pun bermunculan. Ada yang menikmati, ada yang mencibir, bahkan ada yang menuduh saya menjiplak dari salah satu majalah populer remaja waktu itu.

Tentu saja, saya murka dituduh menjiplak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline