Study Kasus Kesulitan Pengenalan Bentuk Geometri pada Siswa TK A
Deskripsi Studi Kasus
Pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran, terdapat sebuah permasalahan yang menarik perhatian dimana terdapat beberapa siswa di TK A yang masih mengalami kesulitan dalam berpikir simbolik, terutama dalam pengenalan bentuk geometri. Hal ini tentu erat kaitannya dengan beberapa penyebab yang mungkin terjadi di lapangan seperti media pembelajaran yang monoton, kurangnya pembelajaran yang berpusat pada siswa serta kurangnya stimulasi kognitif yang didapatkan oleh siswa.
Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk guru dalam membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir simbolik terutama dalam pengenalan bentuk geometri. Permasalahan yang segera ditangani dengan tepat tentunya akan membawa dampak yang baik agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Langkah awal yang harus diambil pada studi kasus ini adalah memperhatikan penyusunan modul ajar dengan penggunaan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat. Setiap rancangan kegiatan juga tentu berpusat pada anak, dimana anak dapat memiliki ruang untuk memilih kegiatan yang menarik minat mereka , merangsang kemampuan mereka untuk berpikir kritis serta memberikan pengalaman yang nyata terhadap topik yang diajarkan sehingga pengalaman belajar tersebut dapat diingat dan menjawab tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Analisis Situasi
Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan terdapat beberapa faktor yang diindikasikan menyebabkan kurangnya kemampuan anak untuk berpikir simbolik terutama dalam memahami bentuk geometri. Setiap siswa memiliki perbedaan dalam tahap perkembangan kognitif yang mereka miliki. Kurangnya stimulasi spatial dan memecahkan masalah tentu dapat mempengaruhi kemampuan kognitif mereka. Hal lain yang juga seringkali terjadi di kelas adalah media atau metode pembelajaran yang monoton dan kurang merangsang siswa untuk berpikir kritis. Kondisi inilah yang terkadang menyebabkan siswa menjadi kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan kurangnya ruang bagi mereka untuk memilih serta mencoba aktivitas yang menjadi minat mereka.
Kemampuan kognitif pada siswa tentu perlu untuk mendapat banyak stimulasi karena perkembangan kemampuan ini berkaitan erat dengan proses berpikir siswa, terutama pada kemampuan mereka untuk mengingat, menemukan ide, menemukan gagasan baru, dan mencapai tujuan yang diinginkan. Jika lingkungan di sekitar mereka terus menerus menyajikan lingkungan yg mudah, tersedia, dan kurang merangsang rasa ingin tahu mereka maka hal tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang siswa dalam area ini, karena mereka tidak memperoleh kesempatan untuk belajar mengidentifikasi, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, hingga akhirnya menemukan solusi secara mandiri.
Pada tahapan selanjutnya saat merencanakan pembelajaran di Modul Ajar, media yang digunakan banyak berhubungan dengan stimulasi kognitif anak seperti puzzle geometri, kegiatan PJBL yang juga banyak mengasah anak pada pengenalan bentuk geometri serta tentu memadukan dengan beberapa kegiatan STEAM yang dapat merangsang kemampuan kognitif anak.
Setiap perencanaan tentu tidak lepas dari hambatan hambatan yang timbul. Beberapa diantaranya adalah waktu dalam penyelesaian kegiatan proyek yang ada dimana terdapat perbedaan kemampuan dan durasi pada masing - masing siswa dalam menyelesaikan kegiatan. Hal lain yang juga tampak adalah penggunaan alat dan bahan yang beragam sehingga memerlukan ketelitian dan persiapan yang matang agar tidak ada yang terlupakan.
Alternatif Solusi
Solusi permasalahan yang dapat digunakan adalah dengan merencanakan kegiatan dengan matang, seperti peletakan material, manajemen kelas, perkiraan waktu kegiatan yang dapat diselesaikan oleh siswa untuk menghindarkan kurangnya waktu dalam menyelesaikan kegiatan. Dalam menyusun modul ajar, guru harus memperkirakan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran, serta membertimbangkan setting dan tata letak media yang digunakan untuk membantu kelancaran pembelajaran kelas. Penting sekali juga untuk menyusun suasana yang nyaman untuk anak dalam belajar sehingga suasana hati anak dalam mengikuti pembelajaran pun baik. Perbedaan kecepatan dalam penyelesaian kegiatan juga dapat diatasi dengan memberikan beberapa kegiatan pengaman yang memungkinkan setiap siswa tetap mengikuti proses pembelajaran dengan terarah.