Lihat ke Halaman Asli

Ytn Intan

Nothing~

Pandemi Covid-19 Mengoyak Perekonomian Global

Diperbarui: 2 Desember 2020   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

iraqieconomist.net

Setiap Negara di dunia pasti pernah megalami krisis ekonomi, baik itu disebabkan oleh perang, perseteruan antar Negara atau yang lainnya. Saat ini, seluruh Negara di seluruh belahan dunia mengalami krisis perekonomian yang disebabkan oleh 1 penyebab masalah yang sama. Covid-19 adalah wabah yang menyerang seluruh penjuru dunia. Setiap pemerintah di seluruh dunia mengakui bahwa dampak yang ditimbulkan oleh pandemic Covid-19 sangatlah besar. Pandemic tersebut tidak hanya menghancurkan perekonomian setiap bangsa, namun juga melenyapkan ribuan nyawa manusia di dunia.

Penyebaran pandemic Covid-19 sangatlah cepat sehingga mengakibatkan kekhawatiran dimana-mana. Wabah tersebut membuat aktivitas ekonomi hampir terhenti karena seluruh Negara di dunia memberlakukan dan menerapkan pembatasan ketat pada setiap gerakan untuk menghentikan penyebaran virus asal Wuhan, China. Kerusakan perekonomian yang ditimbulkan sudah jelas terbukti karena kita semua juga merasakannya. Pandemic ini merupakan guncangan ekonomi terbesar yang saat ini dialami dunia dalam beberapa dekade.

Prospek ekonomi global pada bulan Juni 2020 menggambarkan prospek langsung dan jangka pendek untuk dampak pandemic dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan pandemic terhadap prospek pertumbuhan. Prakiraan dasar memperkirakan kontraksi 5,2% dalam PDB global tahun 2020, menggunakan bobot nilai tukar pasar resesi global terdalam dalam beberapa dekade, terlepas dari upaya luar biasa pemerintah untuk melawan penurunan dengan dukungan kebijakan fiskal dan moneter. Dalam jangka panjang, resesi mendalam yang dipicu oleh pandemi diperkirakan akan meninggalkan bekas luka yang bertahan lama melalui investasi yang lebih rendah, erosi sumber daya manusia melalui hilangnya pekerjaan dan sekolah, dan fragmentasi perdagangan global dan hubungan pasokan.

Krisis yang dialami tersebut memerlukan tindakan penangan segera untuk melindungi kehidupan setiap manusia dan kosekuensi ekonomi, melindungi populasi, dan menyiapkan sebuah plan untuk pemulihan setelahnya. Banyak diantara Negara berkembang yang menghadapi kerentanan yang sangat menakutkan, mengatasi rintangan yang ditimbulkan informalitas, memperkuat sistem kesehatan masyarakat, dan melaksanakan reformasi yang akan mendukung pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan setelah krisis kesehatan mereda, karena itu sangatlah penting untuk dilakukan.

Pandemi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan ini menjerumuskan sebagian besar Negara di dunia dengan penurunan signifikan dalam kegiatan perekonomian. Selama resesi ini terjadi seluruh Negara berjuang mati-matian untuk mempertahankan dan memulihkan perekonomiannya. Indikator resesi dapat dilihat dari penurunan pada PDB, merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, dan terpuruknya industri manufaktur. Resesi merupakan momok yang sudah pasti tidak dapat dihindari dari siklus bisnis yang terjadi dalam perekonomian Negara.

Setiap Negara mengalami penurunan pertumbuhan yang substansial. Penurunan ini diperkirakan akan membaikkan kemajuan bertahun-tahun menuju tujuan pembangunan dan membawa puluhan juta orang kembali ke dalam kemiskinan yang ekstrem. Seluruh pasar Negara berkembang dan Negara berkembang akan dihantam oleh hambatan ekonomi dari berbagai sisi seperti, tekanan pada sistem perawatan kesehatan yang lemah, hilangnya perdagangan dan pariwisata, berkurangnya pengiriman uang, arus modal yang lemah, dan kondisi keuangan yang ketat ditegah meningkatnya hutang.

Ketidakpastian yang terjadi dan penurunan risiko yang signifikan memperkirakan, jika wabah Covid-19 masih berlanjut, pembatasan PSBB diperpanjang dan diberlakukan kembali, gangguan aktivitas ekonomi berkepanjangan, resesi bisa jadi lebih panjang. Mungkin bisnis akan merasa sulit untuk membayar hutang, penghindaran risiko yang meningkat dapat menyebabkan kenaikan biaya pinjaman, dan kebangkrutan serta gagal bayar dapat mengakibatkan krisis keuangan di banyak Negara. Dapat diperkirakan pertumbuhan global dapat menyusut hampir 8% pada tahun 2020. Melihat laju kecepatan krisis yang mengambil alih ekonomi global dapat memberikan petujuk seberapa dalam resesi akan terjadi.

Laju tajam penurunan perkiraan pertumbuhan global dapat menunjukkan kemungkinan revisi dari penurunan lebih lanjut dan kebutuhan tindakan tambahan oleh pembuat kebijakan dalam beberapa bulan mendatang untuk mendukung aktivitas ekonomi. Upaya untuk menahan pandemic Covid-19 di berbagai Negara berkembang dapat memicu resesi yang lebih dalam dan lebih lama, bahkan dapat memperburuj tren multi dekade yang memperlambat pertumbuhan potensial dan pertumbuhan produktivitas ekonomi. Sudah banyak sekali Negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi lemah sebelum krisis ini terjadi. Namun kenyataan pahit menghantam mereka dengan muncullah wabah yang menggunacang seluruh penjuru dunia. Wabah Covid-19 saat ini menjadi tantangan baru yang dihadapi Negara-Negara berkembang tersebut yang membuat perekonomian semakin sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline