Lihat ke Halaman Asli

yswitopr

TERVERIFIKASI

Candi Pawon: Jejak Peninggalan Sejarah

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_113544" align="aligncenter" width="630" caption="kecil nan gagah"][/caption]

Daerah Magelang merupakan daerah yang kaya dengan peninggalan budaya. Salah satu peninggalan yang tersebar di banyak tempat adalah candi. Dari sekian banyak candi yang ada di daerah Magelang, hampir semua sudah aku datangi. Tinggal beberapa candi yang belum sempat aku sambangi, salah satunya candi Pawon.

Ketertarikan candi Pawon akhirnya membawaku untuk datang ke sana. Mengapa menarik? Berbicara mengenai candi Pawon kita harus membicarakan juga candi Mendut dan candi Borobudur yang menjadi ikon wisata di Magelang. Ketiga candi ini terletak pada satu poros garis lurus. Dari arah Timur candi Mendut berdiri kokoh. 1150 meter dari candi Mendut inilah berdiri candi Pawon. Dari candi Pawon, candi Borobudur berjaraj 1750 meter. Melihat tata letaknya, hampir bisa dipastikan ketiga candi ini memiliki kaitan erat satu dengan yang lain.

Candi Pawon yang terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah ini memiliki keunikan. Bentuk candi berukuran lebih kecil dibandingkan candi Mendut. Candi Pawon merupakan Candi Budha yang seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Candi ini terbuat dari batu gunung berapi. Candi Pawon ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa. Dinding-dinding luar candi dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari. Kinari merupakan gambaran makhluk setengah manusia setengah burung. Kinari digambarkan berkepala manusia berbadan burung. Tata gerak kinari pada masing-masing sisi berbeda satu dengan yang lain. Melihat ornamen-ornamen yang ada, diduga kuat candi Pawon merupakan bagian dari candi Borobudur. Hal ini didasarkan pada relief-relief yang terdapat pada Candi Pawon yang merupakan permulaan relief Candi Borobudur.

[caption id="attachment_113545" align="aligncenter" width="630" caption="relief kalpataru dan kinari di bagian belakang candi"][/caption]

Asal-usul nama candi Pawon masih misterius. Dalam bahasa sehari-hari, kata pawon berarti dapur. Ada juga yang mengartikan kata pawon dengan mendekati dari kata dasarnya. Pawon berasal dari kata awu atau abu. Karena mendapat awalan pa dan an, maka kata pawon menunjuk pada suatu tempat, yaitu perabuan. Candi ini mempunyai nama lain Candi Brajanalan. Kata Brajanalan berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata ‘vajra’ yang berarti halilintar dan ‘anala’ yang berarti api. Menurut mitologi India, Dewa Indra memiliki sebuah senjata yang dinamai Vajranala dan senjata itulah yang disimpan di Candi Pawon.

Kedua nama ini, Pawon dan Brajanalan, sekaligus menunjukkan pemahaman mengenai fungsi candi ini. Semula, banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah makam. Atau dalam bahasa lain menjadi tempat perabuan. Namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala. Maka nama yang disematkan adalah Brajalanan.

[caption id="attachment_113547" align="aligncenter" width="630" caption="candi pawon di tengah perkampungan"][/caption]

Candi Pawon dipugar tahun 1903. Pemugaran ini selesai pada tahun 1904 mengingat terdapat ukiran angka 1904 di pintu masuk candi, bagian kiri atas. Candi Pawon terletak di tengah perkampungan. Tata letak ini tentu tidak menguntungkan dari sisi sudut pandang. Meski demikian kegagahan candi ini tetap tampak. Amat disayangkan kondisi di sekitar candi yang kurang diperhatikan. Ketika saya datang ke candi ini, areal parkiran berdebu tebal. Debu ini merupakan abu vulkanik sisa erupsi merapi. Hal kecil ini dapat menggangu kenyamanan para pengunjung.

Setelah puas menikmati keindahan arsitektur candi pawon, saya pun pulang dengan lega. Satu koleksi candi yang ada di Magelang bertambah dalam memori saya. ternyata, keberuntungan masih berada dalam tangan saya. dalam perjalanan pulang, saya disuguhi pemandangan yang luar biasa. Ketika itu saya memutuskan untuk berhenti sejenak di Sawitan. Di sini saya menikmati hamparan persawahan yang beraneka warna. Padi yang masih menghijau, yang sudah menguning, atau yang sudah dipanen menjadi sebuah pemandangan yang luar biasa indah. Sinar matahari yang menembus awan tampak indah. Warnanya yang kuning kemerahan hendak menunjukkan betapa agungnya Allah. Benar-benar pemandangan yang luar biasa.

[caption id="attachment_113548" align="aligncenter" width="630" caption="keindahan di arelal persawahan Sawitan"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline