Pantai selalu menyuguhkan keindahan. Deburan ombak memecah kesunyian. Sepoi-sepoi angin pantai mengalahkan teriknya mentari. Gunung Kidul yang terkenal dengan kekeringannya rupanya memiliki mutiara yang terpendam di antara bukit karst. Kekayaan pantai dengan pasir putihnya. Salah satu pantai yang menarik untuk dikunjungi adalah pantai Wediombo. Pantai ini terletak di sebelah Timur Kabupaten Gunung Kidul.
Pagi yang cerah. Setelah menginap di Kalasan, kami memutuskan untuk berangkat menuju ke ke Pantai Wediombo. Pantai apa tuh? Pantai Wedi Ombo terletak kurang lebih 25km ke arah selatan kota Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta. Pantai Wediombo terletak di Desa Jepitu, Kecamatan Giri Subo, Kabupaten Daerah Tingkat II Gunung Kidul. Ditemani mobil butut yang setia, kami berenam menuju ke sana. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang indah. Pepohonan yang menghijau. Sungguh jauh dari kesan bahwa Gunung Kidul adalah daerah kering. Jalan yang berkelok-kelok namun mulus menjadi kenikmatan tersendiri. Sendau dan gurau menjadikan perjalanan terasa menyenangkan.
Tidak sulit untuk sampai ke Pantai Wediombo. Ada banyak penunjuk arah yang bisa diikuti. Setiap pertigaan atau perempatan ada penunjuk arah yang bisa diikuti. Arah penunjuk itu baik berupa papan besar maupun papan kecil buatan masyarakat. Karenanya kecil kemungkinan jika tersesat. Tanpa terasa 2 jam perjalanan dari Kalasan menuju Pantai Wediombo.
Sesampai di pantai, kami disambut dengan pemandangan yang menarik. Parkiran terletak di bagian atas. Dari parkiran ini sudah terlihat keindahan pantai. Letak pantai ini jauh lebih ke bawah dibanding daratan sekitarnya. Beberapa puluh anak tangga mesti dituruni dulu sebelum dapat menjangkau pantai dan menikmati keelokan panoramanya. Setelah menuruni anak tangga tersebut, kami akan disambut dengan jalan tanah yang tidak terlalu licin. Sambil turun, di kanan kiri dapat dilihat beberapa ladang penduduk setempat yang ditanami kacang, kedelai, jagung, atau ketela. Terdapat juga rumah penduduk yang sekaligus difungsikan sebagai warung. Aneka masakan dan minuman siap memanjakan perut setelah menempuh perjalanan cukup panjang. Terdapat juga vegetasi mangrove yang masih tersisa. Rindangnya pepohonan di sepanjang pantai cukup membantu teman kami yang takut kena panas. Takut hitam katanya. Lalu lalang penduduk yang membawa rerumputan atau merawat ternak di kandang juga kami dijumpai.
Ketika kami lelah berkeliling menjelajahi pantai, kami memutuskan untuk berteduh di bawah rindangnya pohon sambil memesan minuman dari warung yang ada. Hamparan pasir putih menyejukkan mata, seolah menghapus rasa lelah. Sapaan dari penduduk setempat pun menunjukkan keramahan yang tidak mudah dijumpai di kota.
Ada yang unik dari pantai Wediombo. Jika pantai lain menghadap ke Selatan, pantai Wediombo menghadap ke barat. Jika anda sedang beruntung, pantai ini siap mengantar anda menikmati tenggelamnya matahari. Pantai ini tidak seperti namanya, wediombo yang berarti pasir yang luas. Pantai pasir putihnya cukup pendek namun memanjang. Lebih tepat disebut teluk. Sepasang batu penganten yang ada di tengah lautan menjadi pemisah sekaligus pengaman dari amukan ombak besar. Ombaknya yang khas mengundang anda untuk bermain surfing di pantai ini. Air lautnya masih biru, tak seperti pantai wisata lainnya yang telah tercemar hingga airnya berwarna hijau. Pesona air ini sangat merangsang untuk bermain-main dengan air pantai. Pasir putihnya pun masih sangat terjaga. Sambil berjalan-jalan, kami menemukan cangkang-cangkang yang ditinggalkan kerangnya. Beberapa teman mengumpulkannya untuk dijadikan koleksi. Lumayan untuk oleh-oleh gratis.
Tidak hanya itu, di pantai Wediombo ini ada sebuah tantangan yang jarang diketahui. Kalau senang berpetualang, rasanya terlalu sayang melewatkan tantangan ini. Mau tahu? Pantai Wediombo menawarkan petualangan yang ekstrim dan unik, yaitu memancing di ketinggian bukit karang yang terjal. Kenapa menjadi petualangan yangunik dan ekstrin? Mancing menjadi petualangan yang mendebarkan karena medan yang menantang. Daerah pemancingan terletak di bukit karang. Letaknya pun cukup jauh dari pantai. Bukit karang itu baru bisa dijangkau setelah berjalan ke arah timur menyusuri bibir pantai. Anda masih harus naik turun karang di tepian pantai yang terjal, licin dan kadang dihempas ombak besar. Baru kemudian Anda naik lagi hingga puncak bukit karang yang langsung berhadapan dengan laut lepas yang dalam. Bagi yang telah terbiasa saja, perjalanan menuju bukit karang bisa memakan waktu satu jam. Sungguh sebuah perjalanan yang menegangkan. Kalau tidak hati-hati, laut ganas di bawah telah siap menanti. Tapi, hasil yang luar biasa bisa dinikmati setelah mengalahkan segala rintangan itu. Kalau beruntung, ikan besar akan dibawa pulang. Tapi kalau tidak, kita bisa membelinya dari penduduk setempat. Bisa dimasak di tempat atau bisa juga dibawa pulang.
Sayangnya, kami tidak bisa menikmati petualangan memancing itu. Selain tidak membawa peralatan pancing, rombongan kami tidak ada yang suka mancing. Setelah puas bermain-main dengan pasir, ombak dan karang kami memutuskan untuk kembali ke Jogja. Puas rasanya bisa menikmati keindahan pantai yang alami dengan nuansa pedesaan. Pantai yang eksotik. Wediombo bisa menjadi alternatif untuk melepaskan kepenatan. Wediombo, kami akan datang lagi untuk menikmati keindahanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H