Lihat ke Halaman Asli

yswitopr

TERVERIFIKASI

Memotret Bubble dengan Kamera Handphone

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14244942471582616392

[caption id="attachment_352216" align="aligncenter" width="620" caption="gelembung-gelembung minyak di atas permukaan air yang difoto dengan menggunakan kamera handphone"][/caption]

Tak terasa sudah 3 seri tulisan mengenai kamera handphone yang saya buat. Dua tulisan diangkat Headlines. Tulisan pertama tentang mengenali dan memaksimalkan fitur-fitur yang ada dalam handphone. Tulisan kedua tentang menggunakan kamera handphone untuk memotret macro. Tulisan ketiga, memaksimalkan kamera handphone dengan lensbong.

Kini, saya ingin menuliskan satu tulisan lagi. Sebuah tulisan yang berangkat dari eksperimen iseng-iseng di sela kesibukan. Sekaligus menjadi upaya untuk menawarkan racun fotografi dengan kamera handphone. Kamera handphone bisa dipakai untuk menghasilkan foto yang optimal. Orang jawa akan bilang “eman-eman” kalau punya handphone dengan kamera bagus tapi tidak dimaksimalkan.

[caption id="attachment_352219" align="aligncenter" width="619" caption="warna-warni"]

14244944372030716179

[/caption]

Untuk memotret sesuatu yang mirip bubble, dibutuhkan beberapa peralatan. Pertama, tentu saja handphone yang berkamera dan siap digunakan. Kalau enggak ada kameranya, bagaimana mau motretnya? Tapi bisa juga sih, handphone tanpa kamera difoto pakai handphone yang berkamera. Ada handphone berkamera bagus tapi lowbatt ya sama saja ga bisa digunakan. Hehehhehee… Untuk eksperimen foto dalam tulisan ini, saya menggunakan kamera handphone dan lensbong. Lensbong saya ambil dari lensa bongkaran kamera jadul. Bagaimana menggunakan dan memasangnya, silahkan lihat di tulisan ketiga saya.

Kedua, air dan minyak goreng. Sebaiknya menggunakan air yang jernih. Kalau enggak ada, pakai air apa pun jadilah. Minyak gorengnya usahakan yang masih baru. Dihindari pakai minyak “jlantah” atau yang udah dipakai. Nanti bau ikan asinnya bisa mengganggu saat motret. Gara-gara bau ikan asin, jadi lapar. Trus tidak bisa konsentrasi saat memotret. Sebaiknya dihindari memotret kala lapar, kecuali Anda sudah bergabung ke Kampret atau Kompasianer Hobby Jepret.

[caption id="attachment_352222" align="aligncenter" width="619" caption="penampakan peralatan yang saya pakai"]

14244945551776136702

[/caption]

Takaran air dan minyaknya sesuai kebutuhan. Usahakan jangan banyak minyaknya ya. Dalam eksperimen ini saya menyiapkan air dalam mangkok transparan. Saya siapkan gelas dengan sedikit air, lalu minyaknya aku tuang sedikit ke dalam gelas. Setelah itu gelas aku putar-putar secukupnya. Setelah itu, campuran air dan minyak goreng itu saya tuangkan dalam mangkok yang telah saya sediakan. Diamkan sampai tenang. Di atas permukaan air terbentuk pola-pola yang alami.

Ketiga, kertas warna-warni dan lampu senter portable. Kalau tidak ada lampu senter, bisa digunakan alat lain yang bisa membantu pencahayaan. Kertas warna-warna saya atur di atas lampu senter. Selain kertas warna-warni kita bisa menggunakan benda-benda lain yang transparan dan menarik. Ini dimaksudkan supaya bubble yang dihasilkan juga menarik. Sebaiknya dihindari pakai batu akik walaupun warna-warni dan menarik. Setelah itu, lampu saya nyalakan. Mangkok yang tadi telah disiapkan saya letakkan di atas lampu senter itu. Saya masih menunggu beberapa saat supaya air menjadi tenang kembali.

[caption id="attachment_352225" align="aligncenter" width="620" caption="pantulan warna-warni yang dihasilkan akan tergantung dari bahan yang kita pakai dan sudut pengambilan foto"]

14244948241892321285

[/caption]

Setelah semua peralatan tersedia, kita tinggal bereksperimen dengan peralatan yang telah kita siapkan. Berbagai sudut bisa kita coba untuk mendapatkan foto yang bagus. Jika tidak puas dengan bayangan yang muncul di bubblenya, kita bisa bereksperimen dengan mengganti kertas warna-warninya.

Ada catatan yang mesti saya sampaikan. Karena kekuatan bubble ini ada pada fokusnya, maka kita harus ekstra sabar. Ini kamera handphone lho ya, bukan kamera DSLr. Setiap kamera handphone tentu memiliki keterbatasannya. Kesabaran akan menghasilkan sebuah foto yang optimal sesuai kelas handphone yang kita miliki. Untuk mendukung itu, saya lebih suka mengatur mode fokus “infinity” dari pada smart AF atau continuous AF. Silahkan diuprek HP Anda, apakah ada pengaturan untuk itu atau tidak. Dengan mode infinity, kita tidak akan terganggu dengan fokus kamera yang sesuka hati mencari fokusnya. Dengan mode ini kita tinggal memaju mundurkan handphone untuk mencari fokus yang sesuai dengan keinginan kita.

catatan berikutnya adalah editing. Kadang kala, kita publish foto di sosial media lalu kita beri tulisan NO EDIT. Edit adalah sebuah proses merekontruksi foto yang telah diambil. Ketika sedang memotret, kepala kita sudah berpikir fotonya nanti akan diapakan. Dengan rezise saja, kita sudah melakukan editing lho.. hehehhehee.. Edit itu juga dipakai untuk banyak hal. Misalnya memperbaiki komposisi, koreksi saturasi, dan masih banyak lagi. untuk hasil optimal, editing menjadi hal yang perlu.

Selamat mencoba dan salam jepret!

[caption id="attachment_352226" align="aligncenter" width="620" caption="asyikkan?"]

14244949361355698934

[/caption]

[caption id="attachment_352234" align="aligncenter" width="619" caption="pakai diedit lho ini"]

1424495939743446206

[/caption]

14244962681759485913





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline