Lihat ke Halaman Asli

Kabaret Foo Hai Chan Temple Singapura Tampil Prima di Hari Pertama Pementasan

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142757437837915623

Pentas kabaret Foo Hai Chan Temple Singapura seakan menyihir penonton di hari pertama (28/3/15) pementasan mereka.

Tak banyak bangku kosong di dalam gedung Theater Nusa Indah, Balai Kartini, Jakarta Selatan.

Pentas kolosal modern yang yang mengambil cerita “Perjalanan Dharma, Guru Besar Xuan Zang” diselenggarakan oleh Yayasan Vihara Dharmasagara, Taman Sari, Jakarta Barat.

Seluruh hasil pementasan akan digunakan bagi pengadaan alat cuci darah di Klinik Yayasan Dharmasagara, Taman Sari, Jakarta Barat. Membantu warga masyarakat yang kurang/tidak mampu.

Guru Besar Xuan Zang adalah seorang Bhikkhu Buddha Tionghoa. Lahir dekat Luoyang, Henan pada tahun 602 dan wafat di Yu Hua Gong pada tahun 664. Sang Maha Guru terkenal dengan perjalanan tujuh belas tahunnya ke India. Di sana ia berguru kepada beberapa guru besar terutama di Nalanda, dan sempat membaktikan diri dengan mengajar di Universitas Nalanda.

Ketika kembali ke Tiongkok, sang maha guru membawa banyak buku berbahasa Sansekerta. Dengan dukungan Kaisar, beliau beserta 500 Sarjana Bahasa melakukan penerjemahan buku-buku tersebut ke dalam bahasa Mandarin. Salah satu Sutranya yang terkenal adalah Mahaprajnaparamitta Sutra (Xin Jing).

Ia banyak berjasa bagi kemajuan ajaran Buddha di Tiongkok dan konsisten menyampaikan pesan moral dan kebaikan kepada umat manusia seperti yang diajarkan Sang Buddha.

Dengan dukungan teknologi panggung seni 3 dimensi (3D) dan teknologi pencahayaan LED (light emitting diode - pancaran cahaya) serta kemampuan akting para pemain membuat para penonton sangat menikmati pementasan ini.

Kehadiran para siswa TK dan SD Mahabodhi Vidya yang membuka acara pementasan dengan tampilan seni bela diri, dan lantunan lagu-lagu ikut menyempurnakan acara amal kasih ini.

Turut hadir di malam pertama pementasan, Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Buddha, Bapak Drs Dasikin MPd. Mewakili pemerintah, beliau mengapresiasi usaha panitia dalam memadukan seni, budaya, dan nilai-nilai keagamaan untuk usaha karya kemanusiaan.

Dengan dimilikinya alat cuci darah di Klinik Dharmasagara, nantinya akan membantu warga kurang/tidak mampu untuk dapat tetap bertahan hidup. Beaya cuci darah sangat mahal dan mungkin sulit terjangkau untuk warga kurang/tidak mampu.

Di hari kedua (terakhir, 29/3/15) pementasan, suguhan acara tetap sama dengan pementasan di hari pertama.

Bagi kita yang tidak memiliki kesempatan untuk menyaksikan pementasan ini namun ingin berpartisipasi dalam berbagi kasih, dapat menghubungi panitia (Chenyany 08179143134, Oey Nari 08158211369, Ratna 087883276199).

Semoga dengan niat baik dan hati yang tulus, keikutsertaan Anda dapat membawa kebahagiaan bagi semua makhluk.

[caption id="attachment_406108" align="aligncenter" width="300" caption="Dukungan teknologi 3 dimensi, pencahayaan dan akting pemain sangat memukau penonton"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline