Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 75 ditandai dengan penayangan Film Tilik. Film garapan Sutradara Wahyu Agung Prasetyo tayang di chanel Youtube pada tanggal 17 Agutus 2020 telah sukes membuat heboh jagad media sosial. Dalam waktu empat hari tayang film ini telah ditonton lebih dari 2,7 juta pemirsa dan komentar lebih dari 22 ribu. Menjadi trending di Twitter dan Intagram, bahkan meme-meme terkait film ini mendadak muncul diberanda akun media sosial kita.
Film produksi oleh Ravacana film dibuat tahun 2018, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2020 maka dipublis untuk umum. Sejatinya film Tilik ini sudah mengantongi beberapa penghargaan diantaranya Piala Maya 2018 sebagai Film Pendek Terpilih, Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival 2018, dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.
Film Tilik menggambarkan bagaimana peran media sosial sukses mewarnai cara pandang dan cara berfikir dikalangan masyarakat pada umumnya. Penulis sekenario Bagus Martono telah berhasil menghantarkan cerita kekinian dengan seting emak-emak di desa. Gosip di seputaran status dan photo di Facebook diterima tanpa verifikasi yang memadai. Bahkan disisi lain gosip dunia media sosial atau pun di dunia maya bisa mendapatkan pembenaran dalam pola fikir masyarakat kita.
Diluar sosok Bu Tejo yang mampu memancing gemas para penonton, keberadaan cerita disajikan dengan ringan namun memiliki hal yang disampaikan sangat mendalam. Potret kehidupan ini mampu digambarkan secara natural oleh Bu Tejo, Yu Ning dan kawan-kawan dari dalam Bak Truk. Suatu seting yang tidak umum dan cukup unik, karena biasanya emak-emak itu bergosip ria pada acara arisan, kendurian, di warung atau di depan rumah.
Rasanya bentuk perayaan kemerdekaan di tengah pandemi Covid19 yang ditawarkan oleh Filim Tilik ini cukup mengena. Karena situasi kita, yang senantiasa digiring oleh opini-opini yang berkembang dari media sosial sedemikian derasnya. Film Tilik menjadi gambaran kita semua bahwa kesimpulan kita akan informasi bisa jadi benar namun sebagian, bisa juga salah namun sebagian. Tercampurnya antara berita yang valid dan juga hal yang julid memang terjadi hari ini.
Keberhasilan dari film ini menurut saya pribadi adalah mampu memotret kondisi kita hari ini dengan penggambaran yang sangat membumi. Acting dari para pemain yang luar biasa karena sangat natural sehingga jika tak disadarkan bahwa itu sebuah adegan scene film maka kita larut bergosip ria didalmnya. Menutup tulisan ini, Saya titip salam untuk Mba Siti Fauziah atau Ozie si pemeran Bu Tejo, Anda cukup menggemaskan....................... (ysc)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H