Lihat ke Halaman Asli

Ruang BacaKomunitas

Pegiat Literasi

Spirit Deklarasi Banjar Membaca

Diperbarui: 17 Mei 2019   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Gerakan Banjar Membaca dirancang tidak hanya untuk kegiatan literasi semata, namun sekaligus untuk menghidmati Hari Jadi Kota secara berkala. Dengan begitu, gerakan Banjar Membaca menjadi momentum penting untuk mendorong kemajuan kota dengan menjadikan spirit literasi sebagai kuncinya yang utama.

***

Dalam konteks akademik dan pembelajaran, literasi yang mengacu pada aktivitas membaca dan menulis menjadi bagian terpenting dari proses belajar. Dalam bahasa lain, Duta Baca Indonesia, Nazwah Sihab memberi analogi bahwa literasi merupakan poros pendidikan yang paling penting. Senada dengan itu, para ahli neurologi menilai bahwa kegiatan literasi dalam arti membaca-menulis merupakan aktivitas yang menggabungkan kedua belahan otak yaitu otak kanan yang mengatur kreativitas dan otak kiri yang mengatur logika. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa kegiatan literasi adalah suatu kegiatan yang luar biasa dalam menjaga keseimbangan antara perasaan dan pikiran.

Untuk menghasilkan peserta didik yang dapat mengembangkan keterampilan itu, tentu dibutuhkan banyak upaya, yang muaranya pada kreasi dan inovasi pembelajaran. Dalam konteks inilah giat literasi dalam beragam bentuknya dapat turut mendorong pencapaian ke arah itu. Dalam hubungan ini, Grifiin dkk (2012) menjelaskan literasi melingkupi keterampilan membaca, meneliti, berpikir kritis dan analitis, keterampilan partisipasi sosial dan keterampilan berkomunikasi. Salah satu bentuk keterampilan berkomunikasi adalah melalui tulisan dan ini didapat dari sumber bacaan. Karena itulah Banjar Membaca ini merupakan sinergi giat literasi dalam rangkaian kegiatan yang satu sama lain tertuang dalam bentuk dan ragam kegiatan yang saling menopang, seperti mereview buku, memamerkan dan mempresentasikan hasil bacaan, mendiskusikan hasil bacaan, dan lain-lain.

Untuk itu, kami kemudian menggagas program "Banjar Membaca", utamanya dimaksudkan sebagai media aktualisasi para pelajar dan pegiat literasi di Kota Banjar. Sebagaimana kita mafhum bahwa program literasi sejak tahun 2015 sudah mulai digalakan pemerintah, baik di tingkat nasional melalui program GLS maupun di tingkat provinsi Jawa Barat melalui kegiatan WJLRC, West Java Leader's Reading Chalangge. Beragam kegiatan literasi itu tentu saja membutuhkan media aktualisasinya di tingkat Kota Banjar. Karena itu, program "Banjar Membaca" diorientasikan selain menjadi ajang silaturahmi para pelajar dan para pegiat literasi, momentum ini juga diajadikan media advokasi untuk saling menyemangati dan menumbuhkan minat baca sekaligus memassifikasi program GLS dan WJLRC sebagai salah satu program unggulan pemerintah di bidang pendidikan.  

Gerakan "Banjar Membaca" dilaksanakan melalui empat bentuk kegiatan, yaitu: 1) Lomba Review Buku; 2) Readathon Tingkat Kota Banjar; 3) Pameran Karya Litera;  dan 4) Seminar Pendidikan. Lomba Review Buku diadakan untuk dua tingkatan, yaitu untuk tingkat SD/MI dan tingkat SMP/MTs.  Setiap sekolah sesuai tingkatan masing-masing, mengirimkan perwakilan siswa/siswi mengikuti lomba ini paling banyak 20 orang per sekolah dan dikoordinir oleh guru pembimbing literasi di masing-masing sekolah. Lomba Review Buku Tingkat SD/MI menggunakan metode analisis AIH (Alasan, Isi, Hikmah). Sementara Lomba Review Buku Tingkat SLTP/MTs menggunakan teknik 5W+1H (What, Who, Where, When, Whay, How) dalam analisisnya.

Kegiatan kedua, Readathon Tingkat Kota Banjar, yaitu membaca bersama secara berjamaah (readathon) diikuti siswa-siswi dari setiap sekolah dari semua tingkatan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) se Kota Banjar. Masing-masing sekolah mengirimkan perwakilannya antara 30-40 siswa per sekolah. Selain dari komunitas sekolah, Readathon juga diikuti para petinggi, seperti Walikota, Wakil Walikota, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perpustakaan Daerah dan kalangan OPD lainnya tingkat kota, kecamatan, kelurahan/desa dan kelompok masyarakat lainnya.

Kegiataan ketiga, Pameran Karya Litera. Pameran ini menampilkan hasil lomba Review Buku yang terpilih menjadi nominasi terbaik dari setiap kategori. Seluruh hasil review yang masuk nominasi tersebut dipamerkan di tempat pelaksanaan Readhaton dengan harapan agar dapat dilihat, dinikmati, dan diapresiasi oleh para peserta dan pengunjung lainnya. Dengan begitu diharapkan gebyar literasi menjadi sebuah gerakan massif di kalangan pelajar maupun masyarakat pada umumnya. Kegiatan ini juga kemudian disinergikan dengan kegiatan berikutnya, yaitu Seminar Pendidikan dengan tema spesial "Urgensi Literasi untuk Kemajuan Pendidikan". Seminar menghadirkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang literasi, baik dari kalangan dunia pendidikan, kalangan birokrasi maupun dari kalangan media/penerbitan.

Di luar dugaan, animo pelajar Kota Banjar begitu besar untuk turut terlibat dalam kegiatan "Banjar Membaca" ini. Dukungan komunitas literasi sekolah, mulai dari siswa, guru dan para Kepala Sekolah tampak nyata. Kami juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Banjar, kalangan jurnalis media massa lokal, dan masyarakat umum lainnya sehingga pelaksanaan kegiatan "Banjar Membaca" dengan beragam rangkaian acaranya mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat, terutama dari komunitas sekolah sehingga hal ini pun mendapat liputan media yang cukup massif.  Tidak heran jika kemudian  Ruang Baca Komunitas sebagai penggagas acara ini menjadi semacam "ikon" untuk kegiatan literasi di Kota Banjar. Pasca pelaksanaan kegiatan "Banjar Membaca" yang berlangsung 10 -- 20 Februari 2017,   Ruang Baca Komunitas juga sering mendapat julukan sebagai "Sahabat Pelajar" di Kota Banjar. Hal ini barangkali dapat dipahami karena kegiatan "Banjar Membaca" yang kami selenggarakan telah melibatkan lebih dari seribu pelajar di Kota Banjar.

Hadirnya ribuan orang dalam kegiatan "Banjar Membaca" terutama pada saat "Deklarasi Banjar Membaca" pada 18 Februari 2017 menjadi spirit tersendiri yang bagi kami cukup membanggakan. Setidaknya ada dua hal yang menjadi refleksi kami dari momentum "Banjar Membaca". Pertama, munculnya kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya sinergi dan tanggung jawab bersama dalam upaya peningkatan budaya literasi, terutama peningkatan budaya baca sebagai salah satu prasyarat utama kemajuan kota. Berbagai pihak tampak memberikan dukungan dengan porsi, tupoksi, dan caranya masing-masing.

Kedua, bagi kami sendiri di Ruang Baca Komunitas momentum ini telah melipatgandakan kepercayaan masyarakat atas kiprah dan kontribusi yang kami perankan dalam rangka turut serta memajukan kota melalui giat literasi. Dalam beragam kegiatan literasi, baik secara vertikal maupun horizontal, kiprah Ruang Baca Komunitas menjadi referensi dalam giat literasi. Pada awalnya, kegiatan "Deklarasi Banjar Membaca" dirancang tidak hanya untuk kegiatan literasi semata, namun juga memanfaatkan momentum Hari Jadi Kota Banjar. Karena itu, setelah kegiatan "Banjar Membaca" sukses terlaksana, kegiatan ini menjadi semacam kegiatan tahunan yang diagendakan untuk menghidmati Hari Jadi Kota secara regular sekaligus juga menjadi momentum penting untuk merawat spirit agar giat literasi kota terus menyala dan menjadi modal utama bagi kemajuan kota.*

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline