Lihat ke Halaman Asli

Yulia Rahmawati

Penulis, Editor, Blogger, Peneliti

[FFK] Malam

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendekap malam dalam sinar rembulan

Sepoi angin membuai insan dalam mimpi-mimpi panjang

Hening menyerap jiwa-jiwa yang terlelap dalam peraduan

Sepi mengurai lilitan benang kehidupan

Tak ada kata dalam gelapnya malam

Hanya lambaian tangan yang terayunkan

Memberhentikan mobil-mobil yang mulai jarang

Diiringi desahan napas yang mulai terasa sesak dalam setiap hembusan

Namun, tetes air mata jelita membuatnya tetap bertahan dengan senyuman

Rengekan samudra atas tunggakan iuran menjadikannya berdiri tegap

Kadang meliuk mengikuti irama nyanyian malam

Dalam terang purnama ia merintih pilu akan kehidupan

Tanpa harap ia pun tersandang sebagai kupu-kupu malam

Rupa eloknya ia jadikan umpan

Untukpara kumbang penikmat malam

Wahai malam....adakah kau dengar desah pilunya?

Kau terlalu pulas dengan lelapmu......

Hingga tiap ungkapan ceritanya kau jadikan dongeng pengantar tidur...

Angin malam...

Akankah menggoyahkan setiap hembusan

Aku menunggu terik yang mampu menggoyahkan setiap rutukku

Butiran gelembung udara pagi mampu mendekap asaku

Malam, berlalulah dalam kelam...

Setiap jengkal malam

Ingin merambah.....

Takingin menyusup dalam gelap

Tak ingin menyelundup dalam pekat

Pekat.... Menyeruak dalam asa yang sepi

Sesak nafas yang tertahan, tak bisa ia hembuskan

Adakah malam serupa pagi baginya?

Yang tak hanya menyisakan kelam?

Ditulis oleh:

Dewi Wahyu Kurniawati

Hm Zwan

Yulia Rahmawati





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline