Lihat ke Halaman Asli

Yulia Puspita

Saya seorang mahasiswi

Mengenal Kesejahteraan Lebih Jauh

Diperbarui: 30 Maret 2023   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesejahteraan itu apa sih? Yaps, perkenalkan saya Mahasiswi Kesejahteraan Sosial di salah satu universitas swasta di Kota Malang. Awalnya saya mengira bahwa kesejahteraan itu hanya dinilai dari materi saja, tapi ternyata tidak.

Kesejahteraan itu dapat dipandang sangat luas, karena kesejahteraan adalah kebahagiaan yang melekat pada diri manusia. Kesejahteraan memang bisa dinilai dari sektor ekonomi, orang awam menilai bahwa orang yang kaya secara ekonomi adalah orang sejahtera. Saya tidak bisa menyela atau bahkan membantah hal itu karena memang masyarakat banyak menilai bahwa kesejahteraan hanya seperti itu. Tapi ketika kita memahami arti kesejahteraan secara luas bahwa kesejahteraan adalah salah satu bentuk kebahagiaan lahir dan batin.

Orang kaya memang terlihat bahagia, karena bisa membeli apa saja yang ingin dia beli. Sedangkan orang miskin? Mungkin mereka hanya membeli barang sebutuhnya saja. Tapi apakah kalian yakin bahwa orang kaya itu bahagia lahir dan batinnya? Tentu saja kita belum dapat memastikannya.

Saya tergugah untuk menulis hal ini karena saya membaca buku dengan Judul Menuju Ketenangan Batin, penulis DR. H. Muslim Nasution yang menyebutkan bahwa "Rasulullah saw. Mengisyaratkan bahwa hakikat kaya dan miskinnya seseorang terletak pada dadanya di dalam sikap psikologis/jiwanya".

Dari tulisan tersebut selaras dengan apa yang saya pelajari selama kurang lebih 3,5 tahun di jurusan Kesejahteraan Sosial. Kesejahteraan merupakan terpenuhinya segala aspek kehidupan dari sandang, pangan, papan dan sehatnya secara fisik dan psikologis. Istilahnya begini, percuma sandang, pangan dan papan terpenuhi apabila kita tidak sehat secara jesmani. Jadi intinya Kesejahteraan itu lebih kepada letak dimana kita dapat berkontribusi dan menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan tanpa ada hambatan.

Memang tidak mudah untuk mencapai kesejahteraan, malah dapat dikatakan mustahil bagi manusia karena setiap manusia pasti memiliki kekurangan dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, mari kita bersyukur apa yang kita punya dan bergunalah untuk orang lain karena sejatinya kita ini adalah makhluk sosial yang memang membutuhkan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline