Lihat ke Halaman Asli

Susahnya Orang Kelupaan Dan Bahagianya Orang Mengingat…

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini hal yang paling membuat para manusia resah adalah fenomena dimana manusia mengalami kelupaan.. Mengapa? Karena lupa membuat manusia semakin gila, stress, bahkan bisa membuat manusia kebingungan dan tak tentu arah…. Haduhh sebenarnya apa sich yang membuat manusia bisa mengalami kelupaan..??? pernah nggak, kalian mengalami kelupaan yang benar-benar membuat kalian pusing tujuh keliling bahkan seringkali rasanya lupa membuat kita seperti mau pingsan??.. Wow lupa sepertinya membuat saya semakin alay…Tapi tenang saja sob, kini mengingat si pembuat kita bahagia memiliki metode yang jitu yang bisa mengalahkan susahnya kelupaan… Tapi sebelumnya nggak papa dong kita membahas pengertian dan faktor-faktor yang membuat si pembuat susah (kelupaan) merajalela didalam otak kita???

Oke… menurut Solso (1988) Fenomena lupa merupakan kegagalan seseorang dalam menggali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan digudang ingatan (momory).Fenomena lupa dapat terjadi pada siapapun juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani bahkan presiden juga pasti pernah mengalami kelupaan… nah lohh jahat bener tenyata lupa ini, bisa-bisanya presiden juga dirasukinya. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita. Salah satu pelopor psikologi, Herman Ebbinghaus (1850-1909) adalah orang pertama yang melakukan penelitian tentang lupa. Pada tahun 1885, ia membuat dan mengingat daftar yang berisi 13 kata yang tidak bermakna dan mengukur seberapa banyak yang bisa diingat,kata-kata yang ia gunakan yaitu kata-kata yang tidak bermakna seperti zeq, xid, lek, vut, dan riy. Setelah satu jam ternyata Ebbinghaus hanya bisa mengingat beberapa kata saja dari daftar kata yang tidak bermakna tersebut. Ebbinghaus menyimpulkan bahwa kebanyakan proses lupa terjadi segera setelah proses pembelajaran. Peneliti telah menunjukkan bahwa proses lupa tidak terjadi seekstensif yang dikemukakan oleh Ebbinghaus (Jarrold & Towse, 2006).

Nah… setelah mengenali si pembuat susah yaitu kelupaan…..mari kita pelajari secara singkat dan padat tentang teori-teori kelupaaan (dalam buku “Psikologi Kognitif”, Robert L. Solso. dkk., Edisi kedelapan, 2008) :

1.Kegagalan penyandian (failure to encode) mengacu pada kegagalan memasukkan materi ke dalam LTM. Faktor yang membuat seseorang mengalami kegegalan penyandian:

a.Informasi yang “dipelajari” tidak sungguh-sungguh memasuki memori kita,

b.Faktor stress.

Hukum Yerkes-Dodson (Yerkes dan Dodson, 1908) mendalilkan bahwa tingkat arousal yang sangat rendah atau sangat tinggi menghambat kinerja memori dan proses-proses kognitif yang lain. Arousal adalahkeadaan emosi seseorang yang berkaitan dengan gairah, nafsu, semangat, termotivasi, atau kebangkitan. Arousal yang kuat menyebabkan kelupaan karena memori yang disimpan mungkin hanya berupa bagian emosional dari pengalaman tersebut, tanpa detail yang jelas (Metcalf, 1998).

2.Kegagalan konsolidasi (consolidation failure) adalah hilangnya memori akibat gangguan organic yang terjadi saat pembentukan jejak memori (memory trace), yang berakibat pada terbentuknya memori-memori yang tidak sempurna,. Dalam Kegagalan konsolidasi, STM normal namun gangguan terjadi pada proses perpindahan informasi dari STM ke LTM.

Dalam buku “Psikologi Kognitif”, Suharnan., Edisi Revisi, 2005. Teori-teori lupa, diantaranya:

Para ahli menyimpulkan 3 teori mengenai “lupa” :

1.Decay Theory (teori kerusakan)

Decay (secara harfiah berarti “pembusukan”) adalah memudarnya memori seiring berlalunya waktu atau akibat jarang digunakannya memori tersebut. Teori ini beranggapan bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang pernah disimpan didalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga lama kelamaan akhirnya mengalami kerusakan (hilang dengan sendirinya).

2.Inteference Theory (teori halangan)

Teori interfrensi mendasarkan pada pandangan psikologi asosiasi. Suatu asosiasi dibentuk antara stimulus tertentu dengan respon tertentu pula. Asosiasi atau hubungan tetap ini tetap berlangsung dalam ingatan, sepanjang tidak ada informasi lain yang mengganggu atau menghalanginya (Solso,1988). Interferensi oleh informasi lain dalan ingatan dibedakan menjadi dua :

a.Retroactive Inhibition

Interferensi retroaktif (retroactive interference) terjadi ketika memori-memori baru menghambat pengambilan memori-memori lama (“retro” = “lama; tempo dulu”̶memori-memori lama dihambat). Terjadi apabila materi atau informasibaru menghalangi seseorang untuk mengingat informasi lama.

b.Proactive Inhibition

Interferensi proaktif terjadi saat memori-memori lama menghambat pengambilan memori-memori baru (“pro” = “baru”̶memori-memori baru dihambat). Materi atau informasi lama menghalangi sesorangintuk mengingat informasi baru.

3. Cue Dependent Forgetting Theory

Teori ketergantungan kepada isyarat informasi berasal dari pendekatan pemrosesan informasi. Teori ini berpadangan bahwa pada prinsipnya lupa terjadi disebabkan oleh kerusakan informasi didalam ingatan atau terhalang informasi lain, tapi disebabkan oleh terlalu jauh letak atau lemah isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh seseorang.

Setelah kita mengulas pengertian dan teori-teori kelupaan, saatnya nich kita mengulas sedikit tentang pengertian dan metode perlawanan si pembuat bahagia (mengingat) untuk melawan kelupaan.

Mengingat… apa yaa????

Mengingat adalah proses menerima, menyerap, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Mengingat atau ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses-proses kognitif manusia (Ellis dan Hunt, 1993;Matlin, 1989). Bentuk-bentuk Mengingat:

1.Bentuk rekognisi adalah mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera. Merupakan Bentuk yang paling sederhana Misalnya, kita mengingat wajah kawan, komposisi musik, lukisan, dan sebagainya.

2.Bentuk recall. Kita me-recall sesuatu apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami

sesuatu di masa yang lalu, tanpa mengenakan sesuatu itu pada indera kita. Recall merupakan Bentuk mengingat yang lebih sukar Misalnya, kita me-recall nama buku yang telah selesai kita baca minggu lalu.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Kinerja Memori

Pemusatan perhatian kepada stimulasi dalam lingkungan akan meningkatkan kecenderungan memori memasuki system sensorik dan memasuki STM. Maintenance rehearsal (pengulangan pemeliharaan) akan menjaga informasi tetap didalam STM, dan elaborative rehearsal (pengulangan eraboratif) mendorong informasi STM Ke LTM. Prinsip kekhasan penyandian (encoding specificity principle) dapat menyebabkan meningkatnya potensi pengambilan memori dari LTM dengan menyediakan isyarat (cue) yang dapat menyediakan jejak-jejak memori. Kemudian fase tidur non-REM (repid eye movement)atau gerak horizontal atau vertikal yang cepat dari kedua mata selama seseorang tidur, akan membantu kinerja memori deklaratif, dan fase tidur REM akan membantu kinerja memori prosedural (Plihal & Born, 1997). Selain itu, cara lain untuk meningkatkan kinerja memori yang dirancang untuk meningkatkan penyandian dan memudahkan mengambilan (retrieval), yaitu dengan mengunakan teknik mnemonic. Teknik mnemonic sudah dikenal sejak zaman Yunani dan Romawi kuno dan masih digunakan hingga sekarang. Mnemonic adalah bantuan ingatan visual dan verbal dengan menggunakan teknik atau strategi tertentu.Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa mnemonic adalah teknik untuk memudahkan mengingat sesuatu yang dilakukan dengan membuat rumusan atau ungkapan, atau menghubungkan kata, ide, dan khayalan.Metode mnemonic diantara:

1.Metode Loci

Metode loci adalah metode yang mengasosiasikan objek-objek tertentu dengan tempat-tempat tertentu. Loci sendiri memiliki arti imajinasi benda yang akan diingat dan menaruhnya dilokasi yang familier secara mental. Terdapat dukungan empirik terhadap keberhasilan metode loci dalam upaya mengingat jenis-jenis informasi tertentu (Bower, 1970).

2.Sistem Kata Bergabung

Sistem kata bergabung atau daftar kata bergabung memudahkan dalam proses menghapal. Salah satu caranya yaitu dengan membayangkan sebuah interaksi antara kata yang digunakan sebagai penggantung dengan kata yang harus di ingat.

3.Metode Kata Kunci

Metode kata kunci adalah sebuah bentuk yang sedikit berbeda dengan teknik kata bergabung. Metode ini sangat berguna untuk menghapal dan mempelajari kosa kata bahasa asing.

4.Teknik-teknik verbal

Salah satu teknik yang digunakan dalam teknik verbal adalah teknik akronim (acronym), yakni kata yang dibentuk berdasarkan huruf-huruf pertama dalam sebuah frase atau kumpulan kata-kata.

a.Akronim, berfungsi sebagai suatu isyarat atau pemicu bagi kata-kata yang harus anda hapalkan, maka akronim akan menyediakan informasi mengenai urutan kata-kata atau nama-nama yang harus anda hapalkan, atau singkatnya akronim adalah kata pemicu. Seperti contoh mahasiswa psikologi yang akan menghapalkan nama-nama tokoh-tokoh dalam psikologiseperti Sigmund Freud, Erickson, Vygotsky, Rayner, Anderson, Bower, Piaget, Estes, Sternberg, maka anda dapat membentuk anagram dari huruf-huruf pertama menjadi akronim seperti ini: SEVRAB PES.

b.Akrostik, juga menggunakan huruf kunci untuk membuat konsep abstrak menjadi lebih konkrit sehingga lebih mudah diingat. Namun, akrostik tidak selalu menggunakan huruf pertama dan juga tidak selalu menghasilkan singkatan dalam bentuk satu kata atau frasa misalnya: pelangi “Mejikuhibimu”: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Atau dalam ilmu tajwid “Baju di toko" untuk mengingat huruf Qalqalah yaitu: ta’, jim, dal, tho’ dan qof.

5.Mengingat Nama

Lorayne dan Lucas (1974) menemukan bahwa proses mempelajari sebuah nama yang dihubungkan dengan memori mengenai wajah melibatkan tiga tahap:

a. Tahap awal, memperhatikan detail pelafalan nama tersebut, kemudian membentuk suatu nama atau frase pengganti bagi nama tersebut. Nama-nama pengganti masuk dalam karakteristik imajinatif, biasanya nama pengganti terkesan tidak sopan dan tidak masuk akal.

b. Tahap kedua, melibatkan pencarian terhadap karakteristik yang menonjol diwajah orang tersebut seperti kumis yang tebal, dahi yang lebar, tahi lalat yang besar hidung pesek, dll.

c.Tahap terakhir, melibatkan tindakan menghubungkan kata pengganti dengan karakteristik yang menonjol tersebut.

Okehh sekian dari saya semoga bermanfaat dan si pembuat susah (kelupaan) tak suka merasuki otak kalian lagi…. Thanks for you all

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline