Lihat ke Halaman Asli

Yoyo Setiawan

Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Pesan Cinta Sebutir Nasi

Diperbarui: 18 November 2021   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen Yoyo Setiawan

Kawan, pernahkah terlintas di pikiranmu, bahwa ketika kamu makan dengan lahapnya sampai kekenyangan, di tempat lain banyak orang berharap ada seseorang yang memberi mereka sekedar sesuap nasi untuk mengisi perutnya?.

Boleh jadi ketika di rumahmu banyak makanan, terutama nasi, sampai terbuang-buang. Di tempat lain, bahkan mungkin kau tak tahu, tetanggamu, sedang tidak punya nasi, kelaparan.

Bisa juga, saat kau dan teman-teman sedang berpesta senang-senang. Di tempat lain, banyak orang menahan perutnya sakit karena berhari-hari tidak makan.

Kawan, ketika makanan yang terlalu banyak sudah terbuang-buang, sedang di tempat lain kelaparan, maka sebenarnya di mana kesalahannya?

Tidak ada yang salah! Semua rencana Tuhan ada di hati kawan-kawan.

Di situ Tuhan menguji hati dan cinta.

Ada hati yang menjerit, ada yang tertawa-tawa…lalu yang mana hati kita, di mana empati kita?

Sebutir nasi adalah sama-sama mahluk Allah, tidaklah Allah menciptakan sesuatu, melainkan ada manfaatnya.

Apabila hati atau akal kita sebagai manusia tidak menemukan manfaatnya, bisa jadi keilmuan kita masih sangat sedikit, belum menjangkau sampai ke sana.

Ketika sebutir nasi adalah ciptaan Allah yang diberi hak meminta pertanggungjawaban ketika dizolimi, maka sebagai manusia harus bersiap menunggu tuntutan dari sebutir nasi sebagai berikut :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline