Lihat ke Halaman Asli

Yoyon Supriyono

Kuli kapur

Gempa

Diperbarui: 13 Desember 2023   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Hendra berjalan di antara puing reruntuhan gedung sekolahnya. Masih jelas terasa guncangan dan jerit teman-temannya saat gempa itu terjadi. Begitu mendadak dan sekejap. Namun kekuatannya meluluh-lantakkan semuanya. Dinding roboh. Atap beserta kayu-kayu penyangganhya ambruk menimpa para siswa yang sedang belajar.

Orang-orang berlarian menuju reruntuhan. Mencari putra putrinya di antara harap dan cemas. Tangis para ibu tak terhindarkan. Hendra dikeluarkan dari reruntuhan. Ia kehilangan nafas setelah beberapa lama tertindih bongkahan dinding. Tubuhnya segera dimasukkan kantong plastik besar berwarna oranye. 

Senja di Kamis sore itu adalah hari kelima pasca gempa. Hendra masih tertegun memandang puing-puing. Terbayang keceriaan bersama teman-temannya di dalam ruang kelas yang telah runtuh itu.  "Hendra ... Hendra ..., cepat kembali !! Tetiba suara-suara itu memanggilnya. Sesuatu menariknya melayang dan lenyap bersama aroma kemenyan.

#pentigraf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline