Lihat ke Halaman Asli

Yoyon Supriyono

Kuli kapur

Antri Minyak Goreng (Pentigraf)

Diperbarui: 23 Maret 2022   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: kursrupiah.net

HARAP ANTRI, SATU ORANG SATU BOTOL. Tulisan itu terpampang di depan sebuah mall. Antrian pada Minggu siang itu kian panjang. Tidak hanya ibu-ibu, bapak-bapak pun ikut mengantri agar dapat memperoleh lebih. 

Seorang ibu paruh baya mengaku sengaja ia mengajak suami agar dapat memperoleh dua botol minyak goreng. Ibu-ibu di depannya yang datang mengantri sendirian, hanya melengos sinis mendengar celoteh demikian.

Paimin yang mau berburu discount, mencari pintu lain agar bisa masuk mall. Ia segera berkeliling hunting barang bermerk dengan harga miring. Biasanya ia pergi bersama Aytun, istri mudanya. 

Tapi siang itu Aytun ada arisan ibu-ibu komunitas senam, jadi Paimin pergi sendiri. Sudah sejam lebih Paimin berkeliling, hingga ke lantai tiga. Ketika melewati Kentucky, selera makannya tiba-tiba menggoda.

Paimin duduk dengan seorang turis yang kebetulan fasih berbahasa Indonesia. Mereka pun berbincang hingga soal minyak goreng yang sedang langka. Paimin mengatakan bahwa ini biasanya permainan pengusaha untuk menaikkan harga. Sambil makan si bule yang sedang kuliah di Indonesia itu hanya tersenyum. 

Ia heran karena setahunya, Indonesia penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Tapi masyarakatnya sulit mendapatkan bahan pokok itu. "Seperti tikus yang kelaparan di lumbung padi." Begitu perumpamaan si bule yang ternyata mengambil jurusan Sastra Indonesia di Universitas Gajah Mada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline