Lihat ke Halaman Asli

MAAF... SORGA BUKAN WARISAN BAPAKMU

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan agama adalah hal yang lumrah, karena agama atau keyakinan itu salah satu hal yang tidak dapat di paksakan. Setiap umat beragama haruslah yakin atas apa yang ia yakini, dan ia harus mampu menjalankan setiap ajaran dari agamanya tersebut. Untuk umat Islamm aksanakanlah perintah al qur’an dan hadits karena itulah pegangan bagi setiap umat muslim, untuk umat Nasrani laksanakanlan apa yang menjadi firman Tuhan kalian, Untuk mat Hindi Budha laksanakan apa yang tertuang di kitab suci kalian, dan untuk penganut keyakinan lain laksanakan semua apa yang menjadi pegangan kalian. Kualitas keimanan kita di ukur dari sejauh mana kita mampu melaksanakan ajaran agama kita, tidaklah boleh kita hanya mengaku dan bangga dengan kehebatan agama yang kita percayai. Kalau boleh saya ingin meng_ilustrasikan agama atau keyakinan adalah sebuah alat transportasi, agama A di ibaratkan Kereta api, agama B di ibaratkan sebuah Bus, dan agama C di ibaratkan Andong. Ketiganya mempunyai tujuan yang sama, namun belum tentu Penumpang kereta sampai ke tempat tujuan itu lebih dulu jika di ternyata tak memiliki tiketnya. Sebaliknya penumpang andong mungkin akan sampai karena dia benar- benar fokus untuk tujuannya meskipun bersusah payah. Janganlah bangga sampai berlebihan sehingga selalu mendeskriditkan pemeluk keyakinan yang lain, maaf Sorga bukan hanya milikmu atau milikku tetapi sorga adalah milik Tuhan, dan biarkan Tuhan yang menentukannya. istiqomah dan terus berusaha adalah jalan untuk sampai ke tempat dari apa yang menjadi tujuan dari agama yang kita peluk. Saling menghormati adalah salah satu bentuk aplikasi cinta kasih, dan Tuhan sangat menganjurkannya. Jadi marilah kita bergandeng tangan membina kerukunan meskipun keyakinan kita berbeda- beda. Biarkan negeri ini dalam damai, dan biarkan kita menggapai kesempurnaan dalam Agama kita masing- masing. PERSATUAN DALAM PERBEDAAN dan PERBEDAAN DALAM PERSATUAN.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline