Lihat ke Halaman Asli

suryo hadi kusumo

Penulis dan pejuang seni.

Dunia Tempur (Bagian I)

Diperbarui: 3 Desember 2023   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perutku terasa keroncongan, pandangan mataku agak kabur. Kini satu tanganku memegang tiang listrik, sambil tangan kiriku memegang perutku yang sejak tadi keroncongan. Aku merasa lemas sekali, seakan-akan ada bayangan besar yang meliputiku didepan mataku. 

Aku membuka mataku perlahan karena aku merasa ada bau yang familiar bagiku. Tiba-tiba terdengar suara lirih disana.

" Siapa anak mu anak muda? Suara itu bertanya dengan nada yang perlahan tapi pasti.

" Franz, aku jawab dengan seketika

Ketika aku akan bangkit melihat sekelilingku, aku hampir-hampir tak bisa bergerak sama sekali.

" Anak muda jangan kau gerakkan tubuhmu lebih dari itu, kata orang yang belum kuketahui namanya tersebut.

" Panggil saja aku Raden, aku seorang penjual kelapa, disekitar sini ....

Sambil ia mengaduk-ngaduk sesuatu ia berkata, " Aku tak tahu asalmu dari mana, namun satu yang pasti kuketahui kau pasti mengalami hal-hal berat sebelumnya

" Tenang saja aku tidak akan menyakitimu seperti orang-orang diluaran sana, aku akan mengobati dan memberikanmu makanan, tambahnya.

Kini sesuatu yang ia aduk-aduk sepertinya sudah jadi. Ia mengambil sebuah mangkok, terus ditungkanlah makanan berkuah tersebut kedalam mangkok. Tiada kata-kata yang terucap diantara kami berdua. Aku langsung melahap makanannya tanpa ampun. Kunikmati tanpa berpikiran apapun. 

" Semoga bubur ini bisa menjadi penyembuh rasa laparmu nak, katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline