Ini hanya tulisan isengku saja, jadi aku hanya ingin membagikan sedikit kenanganku tentang dunia manga dan j-pop melalui kisahku.
Kira-kira ketika umurku memasuki 5 tahunan, aku melihat kakak perempuan dan laki-lakiku sedang membaca komik yang belakangan kita sebut dengan manga. Mereka terlihat antusias dan asik dengan dengan manga mereka masing-masing. Tak lama setelah mereka usai membacanya, aku langsung penasaran dua manga tersebut. Satunya manga doraemon dan satunya lagi aku tak terlalu paham dengan judulnya, namun belakangan ketika ku dewasa genre yang dibaca kakak perempuanku romance, kadang orang-orang menyebut manga-shoujo (manga untuk remaja perempuan).
Aku membacanya dengan penuh tanda tanya dikepala, namun tertarik dengan gambar-gambar yang ditampilkan. Bagiku gambar-gambar itu sangat bagus. Seiring bertambahnya usia aku mulai membeli mangaku sendiri hasil dari tabungan uang jajan sekolahku di SD. Aku ingat manga yang pertama kali ku beli pada kira-kira tahun 2004an yaitu one piece. Aku beli volume yang berisi pertarungan Ussop di desanya. Setelahnya aku beli manga One Piece lagi yang di dalamnya berisi kisah pertarungan Luffy melawan krieg, serta Sanji yang baru pertama kali bergabung dengan kru bajak laut topi jerami.
Di sekolah kadang aku membawa manga untuk ditukar-pinjam dengan kawanku. Kami saling meminjam manga waktu itu. Setelah memiliki One Piece aku mencoba membeli manga lain seperti GTO dan X. Dulu Dragon Ball pada era 2000-2006an sangatlah populer dikalangan anak-anak jadi banyak yang punya manganya. Sedangkan aku berpikir untuk tidak membeli manga Dragon Ball karena sudah banyak yang punya.
Untuk manga One Piece sendiri dulu diterbitkan oleh penerbit Seventh Heaven terlebih dahulu sebelum Elex Media Komputindo. Kurasa Elex Media Kumputindo saat itu telat menyadari bahwa manga One Piece akan meledak, bahkan hingga saat ini. Untuk manga One Piece sendiri jarang ada orang yang punya karena saat itu memang masih era Manga Dragon Ball, Kungfu Boy, Break Shot, Doraemon, Shinchan, Kindaichi dan Detektif Conan. Setelah beberapa tahun berlalu aku masih rutin membeli seri manga GTO, X dan One Piece. Untuk manga GTO memang itu manga dewasa aku menyadari itu ketika usiaku menginjak remaja, namun yang aku suka dari manga GTO (Great Teacher Onizuka) kisahnya sangat unik dari manga-manga lainnya.
Aku mendapatkan presepsi baru tentang seorang guru dari manga ini. Sedangkan manga X ialah manga yang menurutku rumit untuk dipahami, kalau sekarang mungkin masuk dalam tataran genre seinen, supranatural, aksi dan psikologi. Banyak adegan-adegan perkelahian dewasa menurutku. Namun uniknya yaitu konsep dua kelompok 7 kelompok naga bumi dan surga yang saling berkelahi satu sama lain untuk mewujudkan impian masing-masing dsri kelompok itu. Kelompok naga bumi ingin menghancurkan bumi, sedangkan naga surga ingin melindungi bumi. Konsep art yang diusung dalam manga X juga menarik, gambar-gambarnya yang detail serta desain chara yang unik.
Apabila kalian pernah membaca manga Tsubasa Reservoir chronicle serta XXX Holic, pasti tidak asing lagi dengan Manga X. Semakin bertambahnya usia aku semakin sering mengumpulkan manga, apalagi ketika akan liburan sekolah. Aku sudah menabung uang serta bersiap belanja Manga yang waktu itu berharga murah menurutku. 10 ribu dapat tiga ketika waktu itu aku membeli manga. Apabila masih segel biasanya harganya bisa mencapai 7ribu atau sepuluh ribuan. Zaman itu karena internet belum semarak sekarang, informasi tentang anime dan j-pop hanya bisa didapat melalui majalah.
Kala itu majalah andalanku adalah game station, animonster, Cinemags, majalah pc gaming lupa namanya, Shounen Magz, serta Hai. Terkadang dimajalah-majalah yang kusebutkan itu memuat informasi j-pop, namun untuk animonster memang khusus menampilkan informasi tentang anime dan j-pop. Dulu untuk mencari informasi tentang anime Naruto sangatlah susah. Jujur pertama kali menonton serial naruto yaitu di trans tv pada tahun 2004, aku ingat terakhir tayang di trans tv hanya sampai ujian chunin.
Setelahnya dilanjutkan di Global tv. Jadi stasiun tv yang menayangkan naruto pertama kali yaitu trans tv di tahun 2004. Saat kelas sembilan smp sekitar tahun 2009an aku mulai membaca Death Note. Sayangnya isi kepalaku belum sampai ternyata. Jadi aku tukarkan dengan milik kakak kelasku yaitu komik laba-laba maut dan Goosebumps. Pada tahun itu pula aku mulai membaca Beck dan Vinland Saga. Dari banyaknya manga yang paling aku suka yaitu Vinland Saga dan Beck. Vinland Saga berisi kisah perjuangan bangsa viking yang menurutku sangatlah patut diacungi jempol, karena gambar dan ceritanya realistis untuk era tersebut.
Beck menurutku kisahnya unik karena mengusung genre musik, yang isinya sekumpulan anak muda yang ingin mewujudkan mimpinya melalui musik. Sangat relate dengan apa yang aku impikan dulu, karena saat itu belajar gitar. Pada saat itu musik yang sering kudengarkan dalam jajaran j-pop adalah laruku, sisanya ost anime. Disamping aku belajar gitar, aku juga selalu explore lagu-lagu lawas dari Beatles maupun lagu instrumental klasik khas Bethoven, mozart, bach dan lain sejenisnya.
Sekitar tahun 2010an aku mulai menyukai Full Metal Alchemist, karane artikelnya terus muncul di pembahasan animonster, maka kuputuskan membeli manga FMA. Saat itu aku titip kawanku yang akan menuju Jogja. Walau belum begitu paham kisahnya karena baru membaca satu volume namun itu perkenalan pertamaku dengan manga FMA. Aku juga lupa mengatakan dari mulai kelas delapan smp aku rutin membeli manga Naruto. Aku ingat saat volume Jiraiya mati melawan Pain membuatku sangat sedih. Aku terbawa dengan manga yang kubaca saat itu. Untuk catatan dulu ketika manga tentang pain keluar animasinya masih belum tayang di indonesia, serta streamingnyapun masih susah di cari.