Lihat ke Halaman Asli

suryo hadi kusumo

Penulis Buku "SEJARAH DUNIA LENGKAP : Dari Periode Klasik Sampai Periode Kontemporer" terbitan Anak Hebat Indonesia

Arti dari Sebuah Musik

Diperbarui: 11 Januari 2023   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Meminjam istilah dari kawan saya yang kebetulan menjadi salah satu penggiat musik, yaitu bahwasanya "musik adalah bunyi/suara yang indah, dan musik yang paling indah adalah kesunyian". Dari penuturan seorang tokoh Hazrat Inayat Khan berkata bahwa kegunaan musik yang sebenarnya adalah menjadi musik dalam pikiran, perkataan dan tindakan. Seseorang harus bisa memberikan sebuah harmoni, yang mana harmoni itu akan menghasilkan sebuah keseimbangan. 

Membaca dari kedua istilah tersebut, musik menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kita semua. Musik berhubungan dengan kesenian, sedangkan kesenian itu sendiri menjadi sesuatu yang dekat dengan keseharian kita. Pendapat pertama diatas mengambil istilah bahwasanya musik menjadi sebuah bahasa bunyi yang sunyi apabila dipikirkan lebih dalam lagi. Bunyi itu sebuah suara yang bertebaran dimanapun berada, suara adalah salah satu perantara manusia untuk berkomunikasi dengan satu sama lainnya.

Kesunyian itu sendiri bukan berarti sebuah kesendirian tetapi sebuah penghayatan paling dalam dari dalam diri manusia. Kesunyian berarti sebuah kesadaran atas segala hal yang terjadi di alam semesta. Menarik diri di dalam keramaian untuk mampu menyadari sebuah kebetulan-kebetulan yang memang tidak kebetulan. Menyadari yang salah untuk memperbaikinya serta lebih meningkatkan hal positif dari dalam diri kita. Musik itu sendiri terlahir dari bahasa kesunyian manusia yang paling dalam, karena pada hakikatnya penciptaan sebuah musik membutuhkan ketangkasan serta kepekaan dalam menanggapi permasalahan manusia secara global. 

Sehingga kerap kali kita merasakan empati ketika mendengarkan karya tertentu yang relate atau sesuai dengan apa yang kita hadapi sehari-hari. Sedangkan menurut tokoh kedua musik adalah sesuatu hal yang dekat dengan kita baik itu dari pikiran, perkataan dan tindakan, yang kesemuanya itu berhubungan dengan harmoni.
   
Dalam kacamata Hazrat Inayat Khan, musik itu sebuah harmoni yang berbaur didalam kehidupan manusia sehari-hari. Pembauran musik dan manusia ini akan seimbang apabila manusia menyadari apa tujuan hidupnya, sehingga apabila manusia mampu menempatkan pikiran, perkataan dan tindakannya dengan benar, maka terjadilah sebuah harmoni. Menurut Hazrat Inayat Khan harmoni itu adalah sendiri sebuah keteraturan ritme. Ketidakteraturan ritme hidup mungkin sering terjadi pada jadwal kehidupan keseharian kita. 

Seperti misalnya lebih banyak waktu bekerja kita daripada istirahat, ataupun banyak waktu istirahat kita daripada bekerja. Ketidakkonsistenan ini mengakibatkan rusaknya ritme kehidupan kita yang akan berdampak kepada aktifitas kita sehari-hari. Tidak hanya sampai disitu saja, alampun memiliki ritmenya sendiri seperti badan kita. Bencana alam yang terjadi sedikit banyak adalah sebuah respon alam terhadap ketidakteraturan manusia dalam menjalani hidupnya. 

Kerapkali manusia memandang sebuah ritme kehidupan ini tidak berdampak kepada dirinya, sehingga pengabaian-pengabaian yang terjadi dari sedikit demi sedikit ini dikemudian hari akan menjadi besar tak terbendung dalam penyelesaian masalahnya.

Musik kerapkali menggunakan keteraturan dalam ritmenya untuk menghasilkan sebuah harmoni. Kesesuaian antara chord, lirik, dan tempo yang serasi akan menghasilkan harmoni. Alam semesta dan kehidupan juga memiliki ritmenya tersendiri. Apabila ritmenya seimbang antara pikir dan badan, maka akan tidak terjadi miss komunikasi anatara keduanya.

Kisah Sunan Kalijaga yang memotong seekor rayap menjadi dua adalah simbol bahwasanya manusia yang bertolak belakang dengan keinginan fisik dan jiwanya akan terpisah. Sesuatu yang bisa menggabungkannya digambarkan dalam cerita yaitu Sunan Kalijaga mengambil serbuk kayu jati yang apabila kita ketahui bahwa kayu jati itu kayu yang sangat kuat dan tahan lama. Ketika dia menggabungkan antara bagian tubuh atas dan bawah dengan kayu jati maka manusia baru bisa menyatu untuk mendapatkan sejatinya hidup. 

Tak masuk akal apabila kita pikirkan dengan logis, bahwanya serbuk kayu jati bisa menyatukan dua bagian tubuh yang terpisah. Ini hanyalah sebuah simbol belaka, bahwa manusia seharusnya mencari jati dirinya untuk memahami untuk apa ia diciptakan. Ketika jati dirinya ditemukan, maka bukan tidak mungkin segala hal yang berada disekelilingnya akan menghasilkan sebuah harmoni. Antara kesunyian dan harmoni memiliki arti yang berbeda, tetapi berhubungan satu sama lainnya. Sebelum harmoni terbentuk, manusia perlu banar-benar memikirkan esensi kehidupannya untuk menemukan yang sejati.

Esensi kehidupan itu membutuhkan sebuah kesunyian, dalam arti disini berpikir serta berefleksi terhadap segala hal yang terjadi pada dirinya. Menyendiri dari keramaian seraya meningkatkan kedekatan dengan tuhan, memikirkan apa yang selama ini dilakukan. Melakukan perjalanan jauh kesuatu tempat untuk mendapatkan pengalaman baru, serta berhenti sejenak dari memikirkan materi atau memiliki respon baru terhadap

masalah yang menimpa diri kita. Apabila semua itu terpenuhi maka bukan tidak mungkin kita memiliki pemikiran yang sehat serta pandangan yang luas. Sehingga menghasilkan sebuah harmoni, keseimbangan antara pola kerja dan makan, keseimbangan antara pikiran dan nafsu ataupun keseimbangan antara tangis dan tawa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline