Lihat ke Halaman Asli

suryo hadi kusumo

Penulis dan pejuang seni.

Apakah Sejarah Itu Membosankan?

Diperbarui: 7 Januari 2023   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelajaran sejarah ialah momok yang menakutkan bagi hampir setiap murid apabila pelajaran tersebut diajarkan dikelas. Saya tidak bisa menyalahkan itu, karena benar adanya hal yang saya katakan itu tadi. Selain kita disuruh menghafalkan setiap peristiwa disertai kapan waktu peristiwa tersebut terjadi, kita juga dipaksa harus mendengarkan dongeng dari guru-guru kita dari peristiwa a sampai z. 

Hal itu tentu melelahkan, membosankan serta membuat kurang nyaman, kegelisahan tersebut menyebabkan siswa ramai sendiri atau terkadang tidur di kelas. Sebagai generasi bangsa yang kelak akan menjadi tonggak penerus bagi bangsa Indonesia disegala bidang yang kita geluti, hal tersebut sungguh meresahkan sekali. Terlebih sejarah ialah ilmu sosial yang bukan hanya perlu diingat-ingat saja, namun dihayati serta menjadi refleksi bagi masa depan kita.

Ada beberapa hal yang sebaiknya perlu dipahami sebelum para guru-guru mengajarkan sejarah. Hal itu berkaitan dengan mindset, sebaiknya para guru-guru harus merubah pandangan mereka tentang ilmu sejarah itu menyenangkan. Nah, bagian menyenangkan ini timbul karena kita mampu menemukan keseruan atau keunikan didalamnya. Keunikan didalamnya bisa kita ketemukan di setiap peristiwa sejarah. Kalau lah kita pernah ataupun sering mendengar tentang ilmu titen, ilmu titen ini terlahir dari sebuah peristiwa yang berulang-ulang, serta polamya sama namun tempat serta waktu kejadiannya berbeda.

Ilmu ini telah dipraktekan serta dikembangkan lebih jauh ke dalam sistem serta teknologi yang baru. Contohnya yaitu kejadian sebelum gunung meletus, seperti ada tanda-tanda mulai dari meiningkatnya suhu sekitar kita, turunnya kawanan hewan dari dataran tinggi menuju dataran rendah serta terjadinya gempa. Hal tersebut lebih jauh telah dikembangkan ke dalam ilmu geografi, sehingga manusia dengan teknologi modernnya membuat alat pendeteksi yang menghasilkan ramalan cuaca, gerakan lempengan bumi serta meluapnya air.

Hubungan yang akan saya katakan disini ialah bahwasanya apabila kita teliti dengan benar-benar pola setiap sejarah itu akan selalu sama. Ada zaman keemasan adapula zaman kemunduran, ada pemberontakan disetiap negara yang diktator, negara yang kuat mampu melegitimasi kekuasaan seanak udelnya serta didalam setiap perang yang terjadi, pihak yang kalah kerapkali menjadi budak. Hal itu telah terjadi dari era peradaban babylonia, romawi, yunani majapahit sampai muncul kembali dalam bentuk-bentuk modern yaitu imperialisme modern.

Nah, sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menanamkan kecintaan pada sejarah terlebih dahulu, sehingga kedepannya kita akan selalu peka serta memperbaharui cara kita mengajar. Dalam era modern ini para guru harus peka terhadap hal tersebut, kita tak mau kan siswa kita mengingat kita sebagai guru sejarah yang sangat membosankan. Bahkan mungkin terlupakan oleh zaman sama sekali.

Para guru harus mampu meringkas serta membahas sebuah peristiwa melalui sudut yang berbeda. untuk menyesuaikan dengan zaman anak-anak pada saat ini. kita harus terus tanggap terhadap perkembangan zaman. Berikan mereka sebuah batasan serta aturan dasar dalam sebuah sesi pelajaran, setelah itu biarkan mereka mengeksplor sebanyak-banyaknya cara belajar mereka. Untuk memudahkan atau mendekatkan mereka kepada peristiwa sejarah, beri mereka tontonan video jadul, atau gambar-gambar yang menyiratkan peristiwa tersebut. 

Buat kelompok serta beri mereka ruang untuk berkembang dalam sebuah diskusi. Para guru juga harus tanggap dalam memberi reward bagi mereka yang aktif dan tanggap. Namun perlu diingat, pemberian reward tidak harus melulu diberikan hadiah, namun apresiasi mereka dengan baik. Jadikan contoh baik buat kawan-kawan lainnya. Bagi yang mungkin kurang bisa mengikuti apa yang kita arahkan, beri perhatian dengan memberikan mereka apresiasi walaupun toh itu dalam hal yang sederhana. Sebenarnya ini adalah hal umum bagi kita bahwa sebagai  guru, kita harus mengapresiasi murid-murid kita tanpa membeda-bedakannya.

Akhirnya kita paham akan sesuatu, yaitu belajar bukan hanya sekedar mendengarkan, tetapi, merasakan, meraba serta mampu mengapilkasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah itu bukan sesuatu yang mati, tetapi selalu hidup disegala lini kehidupan kita. 

Sejarah itu menyenangkan karena kita bisa mengorek kisah, melihat serta merasakan sesuatu hal yang lama terjadi. Dibalik sebuah peristiwa itu ada alasan-alasannya, dibalik sebuah alasan tersbut ada alasan-alasan lainnya juga. Game "Ages of Empire" ialah salah satu dari banyaknya game bertema sejarah. Hal ini bisa juga dialikasikan di kelas, tentunya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi disana. Karena kita tidak bisa langsung mendikte murid, semua itu bertahap dan berproses. Akhirnya kita terlepas dari perbedaan umur, yang tua maupun yang muda harus selalu belajar sampai kapanpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline