Lihat ke Halaman Asli

Yovita Nurdiana

Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Ini Ramah, Bukan Marah

Diperbarui: 13 Januari 2025   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mi ayam nan lezat (sumber gambar : briliofood.net)

Menikmati mi ayam di warung makan langganan sungguh menyenangkan, apalagi jika sang penjual hafal pada kita. Sebelumnya, tak pernah salah dalam melayani, baik itu penjual yang muda maupun yang sudah agak tua. Kadang penjual ramah padaku saat melayani, tak pernah galak dan kadang tanya masalah pribadi.

Suatu ketika, aku kembali membeli di warung itu dan memesan ke salah satu petugas yang lebih muda. Aku memesan satu porsi mi ayam padanya. Beliau sudah menulisnya dan bertanya pesan apa lagi, lalu kujawab hanya itu.

Penjual mengulang pesanan, bahwa aku memesan dua porsi mi ayam. Aku terkejut dan mengulang pesanan bahwa hanya pesan satu porsi, lalu dicoret jumlah di kertas itu dan aku diminta memberi info kasir jika hanya memesan satu.

Mungkin karena tanggal merah, sehingga penjual lebih sibuk dari biasanya sehingga kurang fokus, untung diulang. Penjual itu meminta maaf padaku kedua kali. Pertama, karena salah menulis, kedua karena melayani dengan lebih lama dari biasanya. 

Aku sering beli di warung itu karena pelayanan yang ramah dan memuaskan, rasa juga tak kalah dengan warung lain yang lebih laris dari mereka. Warung lain pun belum tentu petugasnya lebih ramah dari ini, mungkin malah marah, bukan ramah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline