Lihat ke Halaman Asli

Yovita Nurdiana

Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Seribu Tak Jadi Pergi

Diperbarui: 2 Desember 2024   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang seribu (sumber gambar : dokpri) 

Ada yang bilang kita harus mengikhlaskan agar kita mendapatkan yang lebih di kemudian hari. Ya, aku pernah mencoba dan berhasil selama beberapa kali. 

Setelah kejadian itu aku membeli makan di sebuah warung makan yang laris di kota lain dengan naik ojek online. Aku membayar dengan unag tunai karena saldo uang elektronikku habis dan belum sempat mengisi. 

Aku nggak tega memberikan uang pas karena jarak yang menurutku sekitar 3km dan tidak wajar dengan harga sekian karena ada promo. Lalu aku memberikan lebih yang menurutku dihargai sekian rupiah. 

Selesai makan, total harga di nota mengandung Rp 1.000 di belakangnya. Aku tak punya uang Rp 1.000 waktu itu, agar kembalinya enak atau pas. Penjual memang tak minta, tapi inisiatifku sendiri. 

Aku berkata pas penjual bahwa tak punya Rp 1.000. Beliau yang seorang karyawan memberikanku uang kembali yang pas layaknya uang seribu kukasih ke Beliau. Beliau berkata, "Nggak papa mbak, begini saja." Lumayan, diskon Rp 1.000.

Begitu, kejadian lagi kita diberi pengganti atas apa yang kita ikhlaskan atau berikan ke orang lain. Seribu tak jadi pergi, ia tetap di sini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline