Kala kudengar kabar gundah
Aku bagai kaca yang pecah
Ceritaku hampir punah
Apakah hatiku tlah patah?
Usahaku pindah arah
Kemampuanku akan bertambah
Untuk sebuah rasa yang tak bisa kubantah
Tahukah Kau sedihnya hati menghampiri?
Aku tertunduk lesu sempat iri
Kini aku ingin lari
Betapa sebentarnya waktu bersama
Enggan berpaling dari yang pertama
Rasa sakitnya sudah kuterima
Untuk apa harus berpisah dengan dilema?
Julukanku ialah Rahma Kusuma Mahatma
Unik dan mengusung rima
Nyata, kacauku masih koma
Galau, titiknya sembunyi di dapur magma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H