Ada yang percaya santet? Atau malahan ada yang pernah terkena santet? Kiriman yang beragam dan bisa berujung kematian ini sungguh mengerikan.
Kadang yang sudah dipagari pun bisa tetap terkena karena terlalu dahsyatnya energi negatif yang akan mengancam jiwa. Maka hati-hati dengan ilmu hitam yang satu ini. Berpikir saja jangan!
Film yang banyak penggemar saat aku menontonnya, bahkan ada yang bersedia berfoto di depan patung film tersebut. Kepala iblis dan manusia tanpa kepala ternyata menarik pengunjung kala itu. Aku ingin menonton karena pengalaman pribadiku, maka aku ingin mencoba memahami seperti apa kiriman menakutkan itu.
Berawal dari Ardi yang diperankan Ari Irham, anak sulung dari keluarga yang mencari rezeki di pasar. Ginjalnya harus dioperasi dan berhasil, tapi ada yang berbeda, mata batinnya terbuka dan bisa melihat makhluk gaib. Lalu Pak Rustam yang dikenal sebagai orang pintar membatasi mata batinnya, agar hanya makhluk gaib yang menampakkan diri yang bisa dilihat Ardi.
PHK adalah awal segalanya. Awal Pak Sucipto yang diperankan Christian Sugiono berjualan di pasar dibantu kakak iparnya yang sebelumnya sudah berdagang di pasar. Memang, dagangan Pak Sucipto yang paling laris di antara yang lain, termasuk kakak iparnya. Apakah wajar? Tidak.
Pak Sucipto memakai penglaris yang dibantu dukun bernama Mbah Di. Pedagang lain pasti iri, karena pelanggannya direbut Pak Sucipto. Kakak ipar Pak Sucipto dulu juga memakai ilmu tapi sekarang sudah tidak dan Beliau yang memberitahu Pak Sucipto untuk tidak serakah.
Pedagang lain yang mencoba menyantet istri Pak Sucipto kalah, karena Mbah Di lebih kuat. Lalu Pak Sucipto membalas kiriman itu ke pengirim, yaitu Pak Wicak yang sebenarnya hanya dibuat sakit, tapi kiriman meleset ke anak perempuannya dan malah meninggal.
Pak Wicak lalu bersatu dengan dukun yang lebih kuat dari Mbah Di, dengan ilmu yang berasal dari timur dan santet itu bernama santet segoro pitu karena ritual dilakukan di tujuh pantai di tanah Jawa.
Kiriman itu dibungkus dan diletakkan di toko serta di rumah Pak Sucipto. Siapa yang menyentuh dan memegang akan mati. Berawal dari Arif, putra bungsu Pak Sucipto yang mati. Disusul Marni yang diperankan Sara Wijayanto, istri Pak Sucipto.
Kakak ipar Pak Sucipto memberitahu Ardi tentang sesajen yang ada di lantai dua toko dan Ardi menemukan buku. Ardi yang awalnya memfitnah pakdhenya itu, sekarang bekerjasama untuk menolong keluarganya.