Lihat ke Halaman Asli

Yovita Nurdiana

Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Pintu Dibuka dan Saatnya Lari

Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi leak (sumber gambar : karanganyar.inews.id) 

"Iya, aku pulang, "kataku saat pintu ruangku terbuka menjelang mahrib. "Ia" pasti memintaku untuk lekas pulang, wajar saja, sudah petang sendirian. Kutengok ke luar nggak ada siapapun, tandanya sosok itu yang meminta pulang. 

Pintu itu sangat pelan sekali terbuka, lalu kututup lagi sambil berpamitan. Maaf sudah waktunya dan aku masih mengganggu kalian. Jalan cepat setengah lari dan jantung ini berdegup kencang. 

Beberapa waktu sebelumnya aku mencium aroma bunga di lorong itu, dekat pintu yang terbuka tadi, harum sekali. 

Hingga siang hari berikutnya aku sedang duduk santai sambil mengangkat telepon ruangan, tiba-tiba ada yang menggoyangkan kursiku dalam hitungan detik. Waduh, nggak gitu juga kali.

Hari berikutnya aku sedang telepon temanku di jam kerja. Ada suara di telepon sangat keras, orang yang sedang klik mouse, aku pikir itu temanku. Aku tanyakan itu padanya. 

"Suara klik mouse keras sekali sampai telingaku," kataku meyakinkan. Ia menjawab tidak sedang klik mouse. Oh, begitu ya. Lalu? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline