"Iya, aku pulang, "kataku saat pintu ruangku terbuka menjelang mahrib. "Ia" pasti memintaku untuk lekas pulang, wajar saja, sudah petang sendirian. Kutengok ke luar nggak ada siapapun, tandanya sosok itu yang meminta pulang.
Pintu itu sangat pelan sekali terbuka, lalu kututup lagi sambil berpamitan. Maaf sudah waktunya dan aku masih mengganggu kalian. Jalan cepat setengah lari dan jantung ini berdegup kencang.
Beberapa waktu sebelumnya aku mencium aroma bunga di lorong itu, dekat pintu yang terbuka tadi, harum sekali.
Hingga siang hari berikutnya aku sedang duduk santai sambil mengangkat telepon ruangan, tiba-tiba ada yang menggoyangkan kursiku dalam hitungan detik. Waduh, nggak gitu juga kali.
Hari berikutnya aku sedang telepon temanku di jam kerja. Ada suara di telepon sangat keras, orang yang sedang klik mouse, aku pikir itu temanku. Aku tanyakan itu padanya.
"Suara klik mouse keras sekali sampai telingaku," kataku meyakinkan. Ia menjawab tidak sedang klik mouse. Oh, begitu ya. Lalu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H