Kalau orang lebih suka membeli kopi dengan dilayani dan dengan uang tunai, mungkin ini salah satu penyebab mesin kopi di rumah sakit yang pernah aku datangi diangkut. Selain dua alasan itu, ada juga toko kue sebelahnya yang menjual kopi dengan dilayani atau melayani sendiri tapi bisa dengan uang tunai.
Sebagian besar, orang lebih suka dilayani daripada melayani sendiri atau lebih suka membayar dengan uang tunai daripada dengan non tunai. Harga yang diberikan mesin kopi itu beragam, tidak terlalu mahal, tapi pelanggan tidak jadi membeli saat tanya padaku tentang metode bayarnya.
Aku jelaskan saja metode bayarnya, orang tersebut langsung batal membeli, mungkin pindah ke toko lainnya yang bisa dengan uang tunai dan dilayani. Walaupun bagi sebagian orang memakai mesin mudah, tapi orang lain masih ada saja yang kesulitan, belum saat mesin kopi itu eror. Kita sudah membayar dan kopi hanya seperempat cup atau saat ingin membayar, proses tidak berlanjut alias tulisan tidak berubah, masih di halaman yang sama.
Begitu juga dengan tempat parkir milik pemerintah yang hanya bisa membayar dengan non tunai. Tempatnya terdiri atas tiga lantai dan ada tempat berteduh sehingga tidak kehujanan dan kepanasan. Toilet dan mushola juga ada. Tapi orang menjadi malas ke sana walaupun lebih murah. Lebih memilih lebih mahal tapi bisa tunai dan tempatnya datar walaupun sepeda motor kepanasan dan kehujanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H