Beberapa hari lalu, aku sedang berhenti di lampu merah. Karena aku hendak lurus, aku berhenti di posisi tengah. Saat lampu hijau, aku melaju pelan dan sepeda motor di sebalah kananku menyalipku dari kananku, hendak belok ke kiri.
Duh, untung saja tidak menabrak. Tidak ada lampu yang menunjukkan bahwa Ia akan belok kiri. Enaknya menyerobot ya. Dari sana ke sini, tanpa tanda.
Lalu pagi hari saat jalan macet, aku lewat perempatan di mana ada aturan ke kiri jalan terus untuk sepeda motor, sehingga di sebelah kiri jalan kosong.
Aku hendak ke kiri dan melewati posisi yang kosong itu perlahan. Tiba-tiba sepeda motor di kananku menyalipku mengisi jalan yang kosong, aku kaget karena Ia mau menabrakku.
Lalu aku teriak padanya tapi Ia cuek, apalagi minta maaf. Aku coba sabar, aku pikir, Ia mau ke kiri, tapi tidak ada lampu menyala untuk ke kiri. Baik, aku di belakangnya.
Lalu Ia berhenti di depan sendiri dan belok ke kanan masih tanpa lampu ke kanan. Aduh, main serobot aja di jalan sempit yang hanya untuk satu sepeda motor, dan udah mau nabrak.
Menurutku, kalau sepeda motor, apalagi yang pakai anak muda, kalau naik biasanya gitu. Kadang anak seumuran SMP yang berboncengan tanpa helm dan ngebutnya tak karuan. Serobot sana dan sini.
Pernah aku dan Ibu ditabrak olehnya di perempatan kampung, di mana bonceng tiga anak tanpa helm. Untung kami tidak apa-apa, dan Ibu bilang mereka harus hati-hati, lha kok malah mereka yang marah? Yang penting kita sudah hati-hati dan harus sabar di jalan. Patuh aturan dan jangan lupa pakai helm! Bukan bawa ya, tapi pakai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H