Pagi hari saat aku hendak pergi di hari libur, aku menutup pintu kamarku dan mengambil kuncinya. Hanya aku yang bisa membuka pintu kamarku. Setelah pintu itu tertutup, aku berjalan keluar hendak menyiapkan kendaraan. Dari luar, aku mendengar suara barang jatuh dalam kamarku, tapi aku tak tahu itu apa, aku cuek dan tetap berjalan keluar karena aku akan ke sebuah acara, takut terlambat.
Siang harinya aku penasaran, benda apa yang terjatuh tadi ya? Aku buka pintu perlahan dan aku melihat pajangan benda rohani jatuh, padahal biasanya tak pernah jatuh, tapi posisi bukan di situ. Ya, aku memang memindahnya. Apakah ia nggak mau aku pindah? Apakah ingin aku mengembalikan ke tempat semula? Belum, aku ingin melihat esok hari, apa yang akan terjadi.
Hari berikutnya setelah pintu tertutup, tak ada suara benda jatuh, padahal pajangan tidak ku kembalikan, masih di tempat yang terakhir. Lalu? Mengapa jatuh ya? Apakah ingin aku sentuh saat berdoa? Karena selama ini aku memakai yang lain, bukan yang ini. Pajangan ini pemberian temanku saat Beliau ke luar negeri. Mungkin lain kali aku harus menghargai pemberian orang lain, tetap harus menjaga, membersihkan dan memakainya. Baiklah, terima kasih bantuannya, sudah diingatkan.
Sehari setelah kejadian itu, aku sedang berada di kantor saat pagi hari. Aku menyemprotkan parfum ruangan beraroma bunga. Biasanya juga aroma bunga yang keluar, tapi ini aneh, setelah keluar aroma bunga, aroma lain juga keluar sesaat setelah aroma bunga, yaitu aroma rempah, seperti sereh. Lho? Parfum ini memang pemberian, dan aku biasanya suka aroma sereh, tapi sudah habis. Apakah "Ia" memberikan apa yang aku mau walau stok habis? Terima kasih bantuannya, sudah diberi apa yang aku mau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H