Kucing adalah hewan yang menggemaskan, tapi tidak semua orang suka kucing, apalagi pria yang aku kenal. Kucing yang mahal dan bulunya halus saja mereka tak suka, apalagi kucing kampung yang sering merusak benda di sekitar mereka.
Ada yang mengusir, tapi ada juga yang melukai, entah dipukul atau ditembak tapi tidak mati, lalu kakinya pincang. Ada juga yang dibuang atau diberikan orang yang mau menampung mereka.
Salah satu pria yang ku kenal pencinta kucing, sehingga sering mengajak bermain atau memberinya makan, tapi enggan membawa pulang, hanya merawat di tempat kerja. Ada juga beberapa wanita yang melihat kucing itu lalu membawa makanan kucing dari rumah, merawat saat membeli di warung makan itu.
Beberapa orang itu memang enggan membawa pulang, tapi mereka merasa iba dan mencoba memberi apa yang kucing butuhkan. Beda hal dengan saudaraku yang awalnya memberi makan kucing liar hingga kucing selalu kembali dan bahkan menginap di rumahnya, padahal uang untuk makan sendiri saja kurang, lalu kucing itu mati ditabrak mobil.
Beberapa bulan setelah itu, teman saudaraku memberi seekor kucing mahal padanya, tapi juga enggan dirawat dan tak pernah diberinya makan. Padahal kucing itu sekarang hamil dan masih saja tidak dirawat, belum kalau besok sudah lahiran, semakin banyak kebutuhan makannya. Mana bentuk tanggung jawabnya ya? Kalau memang untuk makan sendiri susah, mengapa menerima kucing itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H