Lihat ke Halaman Asli

Yovita Nurdiana

Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Percaya Padaku

Diperbarui: 1 September 2024   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi percaya pada pertolongan orang lain (sumber gambar : razoredge-media.co.uk)

Saat aku membeli di sebuah warung makan, aku melihat warung itu bisa terima pembayaran non tunai, yaitu Qris dan aku berniat untuk memakainya, karena uangku terbatas di dompet. Biasanya memang aku membayar tunai, tapi karena keadaan, aku berniat non tunai dan sudah mengambil beberapa makanan yang tersaji di warung itu.

Saat aku bertanya pada kasir untuk pembayaran Qris, kasir itu berkata agar aku memakai tunai, karena Qris kadang bermasalah, tapi tidak ada tulisan atau perkataan di awal saat aku datang. Lalu aku berkata, "Maaf Kak, uang saya tidak cukup jika tunai, saya kurangi saja jumlah pembelian saya. Gimana?" 

Kasir itu berkata, "Tidak usah Kak, nggak papa non tunai saja." "Nanti saya fotokan buktinya via email, karena sudah terlanjur log ut," tambahku. Kasir itu tetap menerima meski tidak melihat buktinya, dalam artian sudah percaya tanpa harus melihat dan kami belum kenal.

Lain lagi dalam hal pekerjaan bersama rekan kerjaku di kantor. Beliau tidak percaya padaku padahal kami sudah lebih dari satu tahun menjadi satu tim. Supplier yang biasa bekerjasama dengan kami, salah kirim barang, dari dua dus, satunya bukan untuk kami dan kami harus mengirim balik ke supplier saat kedua dus itu sampai di tempat kami.

Aku sudah memberitahu temanku untuk mengembalikan dus yang salah, lalu Beliau meminta informasi dus mana yang salah, semisal aku tidak berada di kantor saat barang datang. Aku berkata bahwa nanti akan ku mintakan foto dus itu, jadi kami tidak salah. Temanku berkata, "Tidak mungkin ada foto, karena barang sudah dikirim dan dibawa ke ekspedisi untuk pengantaran ke tempat kita."

Aku diam, karena tidak mau berdebat dan dalam hati aku berharap pengirim punya fotonya. Tidak ada salahnya mencoba bertanya, tidak pasrah menunggu barang datang dan saatnya nanti malah kebingungan yang mana karena supplier memberi info ukuran dus itu berbeda satu sama lain, karena dua barang yang berbeda. Aku tahu karakter temanku itu seperti apa di kasus sebelumnya, yang cenderung pasrah, padahal ada sesuatu hal penting yang harus segera dikerjakan.

Tak sampai satu jam setelah aku bertanya ke supplier, supplier langsung memberikan foto barang yang salah kepadaku dan aku mengirimkan ke temanku tadi. Temanku tidak memberi respon, tapi setidaknya aku benar, foto itu ada. Bertanya tidak salah bukan? Jawabannya sesuai harapan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline