Saat aku sedang membeli kue di toko kue, aku dan pedagang mengobrol agak lama karena ada beberapa hal yang perlu aku ketahui dari kue yang tersedia. Aku heran, ada seorang pegawai lain dari dalam keluar dan berdiri di samping pegawai yang melayaniku. Beliau melihat kami, ternyata setelah aku pergi, Beliau berpamitan dengan pegawai yang masih jaga sampai malam hari. Ternyata Beliau rela menunggu kami selesai, agar tidak mengganggu kenyamanan dan tidak memotong pembicaraan, tepatnya menghormati pembeli.
Beda lagi saat aku dan teman kelompok sedang diskusi saat pelatihan, aku tak sengaja melihat salah seorang pemandu acara mendatangi kami, hanya berdiri tanpa suara. Aku heran lagi, ada apa. Setelah kami diam, pemandu mengajak kami ngobrol bertanya apakah ada kendala atau tidak. Lagi, tidak mau memotong pembicaraan, padahal kami bukan customer.
Pas lagi di jalan sepi, aku bertemu Bapak penjual koran, dulu aku pernah membeli koran itu. Kejadiannya sama, Beliau selalu menuntun sepeda tuanya membawa koran. Aku tak pernah tanya mengapa, karena aku lihat sekilas sepeda tidak rusak. Aku ketemu di tempat berbeda dengan sebelumnya, berarti Beliau jalan kaki dengan sangat jauhnya. Hal yang selalu dilakukan setelah aku membayar adalah selalu menungguku pergi baru Beliau berjalan lagi, padahal aku cukup lama. Apakah itu juga sebuah penghormatan pada customer?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H