Lihat ke Halaman Asli

Yovita Nurdiana

Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Jangan Menilai Jika Belum Bertatap Mata!

Diperbarui: 18 Juli 2024   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi simbol wanita dan pria (sumber gambar : Publicdomainvectors.org) 

Malam itu, aku berkunjung ke sebuah toko kue. Setelah membuka pintu masuk dan berjalan  beberapa langkah, sang petugas menyapaku dari dalam, aku tak melihat, hanya mendengar suara. Aku pikir seorang wanita, dari suaranya yang lembut. Setelah bertatap mata, ternyata pria. 

Beberapa bulan setelah itu aku berkunjung ke toko kue itu. Ada seorang wanita masuk dan disapa oleh petugas yang dulu ku kira wanita. Eh, ternyata sama, wanita tersebut berkata, "Mbak, saya mau beli kue yang coklat jumlah sekian." Pas petugas memperlihatkan matanya, wanita tadi berkata, "Eh, maaf Mas."

Setelah itu aku berhenti di perempatan lampu merah. Aku melihat di depanku dua orang berboncengan dengan sepeda motor. Aku heran, kenapa yang pria di belakang? Yang wanita di depan. 

Ku kira wanita, karena tubuhnya mungil, mulus begitu. Rambutnya panjang digerai. Aku perhatikan mereka. Setelah yang depan melihat belakang, aku melihatnya dan aku mendengar suaranya. Ternyata pria. Waduh, salah ini. Maklum, belum bertatap mata. 

Sebaiknya memang kita perlu bertatap mata agar tak salah menilai penampilan atau suara seseorang. Atau jangan cepat menilai, selidiki dulu. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline