Lihat ke Halaman Asli

Yovita Nurdiana

Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Menjagamu dan Hatimu

Diperbarui: 14 Juli 2024   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sedang membantu menyeberangkan (sumber gambar : pngwing.com) 

Saat aku merantau untuk bekerja, aku pernah berkunjung ke rekanan bersama seorang driver memakai mobil kantor. Waktu itu belum banyak ku temui Bapak penyeberang jalan yang menjadikan itu pekerjaan. Karena kaget dan belum siap uangnya, aku bertanya kepada temanku, apakah mau memberikan sedikit rupiah atau tidak, karena Bapak itu kasihan, belum ku lihat ada yang memberi. Temanku menjawab, "Maaf, aku hanya sopir." Langsung mobil itu dibawanya dengan cepat. 

Saat aku kembali ke kota asalku, ternyata banyak juga ya, Bapak penyeberang itu. Tapi masih banyak mobil yang belum memberikan sedekah, untuk pengendara sepeda motor juga jarang. Ada juga seorang Bapak siang hingga sore menjual mainan anak, baru malamnya membantu memberikan sinar di sebuah jalan yang amat gelap tanpa lampu.
Pernah ku temui, di jalan raya yang ramai karena jalan utama arah luar kota yang sering dilalui bus dan kendaraan besar. Ada seorang Bapak membantu menyeberang, tapi temanku yang waktu itu sebagai driver, enggan memberikan sedekah. Padahal aku sudah mencoba menawarkan, karena aku sering lewat jalan itu dan tahu pasti si Bapak ada di situ. Uang juga sudah ku siapkan, tinggal minta temanku memberikan. Tetapi jawab temanku kala itu, "Tidak usah, orang itu tidak menyeberangkan, hanya mencari uang, karena posisinya di situ. Harusnya posisi di tempat sebaliknya. Ini sama saja kita nggak dibantu."
Gimana pendapat Anda teman? Apakah tetap memberi walau mereka tak bekerja? Atau tetap memberi karena mereka sudah berusaha menjagamu dan hatimu sebagai pahlawan? Kadang tak mendapat pendapatan. Padahal sudah kepanasan. Di tempat yang tak nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline