Lihat ke Halaman Asli

Yovita Nurdiana

Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Lupa? Boleh dan Belajarlah!

Diperbarui: 5 Juli 2024   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi wanita yang lupa (sumber gambar : tahuinformasi.com)

Entah kenapa aku dan temanku jadi pelupa? Pagi hari di saat aku mau setrika, aku menunggu hingga begitu lama, mengapa setrika yang aku gosokkan belum juga panas, eh ternyata kabel belum ku colokkan, ternyata ada Ibu yang memberitahu karena aku ngomel sendiri dan Ibu mendengarnya.

Setelah itu teman kerjaku menanyakan laporan ku, aku jawab bahwa aku kehilangan satu dokumen penting, sehingga aku belum bisa menyerahkan ke bagian terkait. Awalnya temanku itu memberi tahu bahwa memang tertinggal satu berkas karena memang ada yang belum lengkap. Lalu berganti hari, temanku itu bertanya progress laporanku karena berkas itu sudah beres. Aku masih berkata bahwa berkas belum ketemu satu, aku takut kehilangan berkas itu, lalu Kau tahu temanku itu berkata apa? "Tinggal aja, berkas itu bukan yang kita cari, ternyata berkas yang berbeda, tidak ada hubungan dengan yang ku tanyakan." Wah, sampai bulan depan aku mencarinya juga nggak bakal ketemu kan? Kok bisa sama-sama lupa?

Malamnya aku berkunjung di sebuah pusat perbelanjaan yang sudah beberapa bulan aku tak mengunjunginya, bukan karena malas ke sana, hanya belum saja ada keinginan untuk ke sana. 

Saat itu aku akan menggunakan tangga berjalan yang turun, tapi sampai di tangga berjalan, keduanya berhenti, sehingga aku tak tahu mana yang naik mana yang turun karena memang sudah lama aku tak ke tempat itu, padahal ada lampu tanda turun dan naik, tetapi aku tak memperhatikan hal itu. Tempat itu sepi, sehingga tangga berjalan itu otomatis berhenti. 

Dengan pedenya aku turun ke tangga berjalan sebelah kiri, bahkan sudah sampai bawah tangga berjalan itu mati. Dalam hati aku berkata, tempat seperti ini sepi sehingga harus turun tangga berjalan secara manual alias berjalan dengan kaki. Aku berpikir itu rusak, tetapi tak ada tulisan juga. 

Setelah selesai melangkahkan kaki sampai tangga paling bawah, aku tak sengaja menengok ke tangga itu, ternyata tangga yang ku turuni itu berjalan, dan kalian tahu berjalan ke mana? Berjalan ke atas alias naik. Haha, untung saja tak ada yang melihat dan tadi tidak berjalan naik waktu aku turun, seperti di film action zaman dahulu saat mengejar penjahat.

Dari tiga peristiwa tersebut, satu yang dapat ku tarik kesimpulan, yaitu harus detail melihat hal kecil atau membaca tanda, agar peristiwa serupa tak terjadi lagi. Dan juga kita memang perlu bertanya kepada orang lain, karena kadang orang lain yang bisa memecahkan masalah tersebut bukan? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline