Lihat ke Halaman Asli

Ombak Maret Gundah

Diperbarui: 28 Juni 2016   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

WAU berkibar di selatan
 Gagah, menyongsong perkasanya awang
 Tanah padi tempat debu bermuara

Bekas kaki telanjang jelas
 Terlukis di kuningnya pasir
 Bias oleh mentari menjelang terlelap

Sesekali
 Gurauan, sahutan, acuhan, terngiang
 Mulut bumiputera cilik begitu semarak
 Nikmati sisa hari

Yang mungkin,
 Besok tak dijumpa
 Atau....?  Nanti malam !?

Deburan ombak menepis jejak mereka
 Hilangkan rasa gundah yang terpendam
 Yang lama diumpat dalam nurani

Nurani malaikat

Jika benar rumbia dan triplek itu lenyap
 Kemanakah hidup mereka kelak?

Haruskah
 Seperti dilema opera sabun yang mampu
 Bius kaum pemukim keramat
 Padahal hatinya tak bersuara?

Maret yang mereka lalui dengan
 Tangisan langit tumpah ke tanah
 Isi hati mereka

Terombang-ambing

Ombak yang meranggas pohon bakau




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline