Lihat ke Halaman Asli

Bumm!

Diperbarui: 28 Juni 2016   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

TERHENYAK, aku dari baring bosanku
Merangkap
Sejalan debu beterbangan dari muka ini

Benar adanya gurun-gurunku disapu
Kencang para penunggang unta
Tahukah jika aku terus mendesah
Fajar tak kunjung terhempas?

Burung-burung gereja bersahutan hebat
Tanpa lelah pada dasi, kemeja, tuxedo
Mewah bawa persembahan
“Untuk kita nanti”, ujar mereka kelakar

Runcing bambu makin mengerucut di dalam hutan
Dimana singa dan kucing lapar berebut sepotong
Daging semut kurus kerontang iba
Tak pernah minta lelah

BERGUNCANG, raungan hatiku basah
Penuh lumpur-lumpur kebencian
Yang kutimbun sedari kanak

Rasanya
Otakku bagai bom waktu buatan Tangan Besi
Terpasang alarm rahasia
Bisa bertingkah semau sendiri

Ji, ro, lu, pat
Dentuman lirih iringi kepenatanku
Akan ironi pembuat ketupat

Dan...

Jika telah sempurna masa
Bisa terhimpun udara, mendekat
Semakin mendekat!

Dan...

... BUMM!!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline