Nalumsari, Jepara (29/07) -- Mahasiswa KKN Tim II Undip mengadakan sosialisasi pemanfaatan air cucian beras menjadi pupuk organik cair dan pembuatan minuman herbal kunyit asam secara door to door di RT 01 RW 04 Desa Gemiring Lor. Tujuannya adalah mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan limbah rumah tangga (air cucian beras) menjadi barang bernilai seperti pupuk serta menyadarkan masyarakat untuk kesehatan dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat dan bernutrisi di masa pandemi. Salah satunya adalah minuman herbal kunyit asam.
Ibu-ibu di Desa Gemiring Lor sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. Memasak merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh ibu rumah tanga setiap harinya, sehingga menghasilkan limbah organik diantaranya air bekas cucian beras. Sampai saat ini, limbah dari air cucian beras belum ada pemanfaatan karena minimnya masyarakat terutama ibu-ibu mengnai kandungan dan pemanfaatan limbah. Limbah air cucian beras mengandung senyawa organik yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara. Limbah cair ini biasanya dibuang percuma, padahal kandungan senyawa organik dan mineral yang dimiliki sangat beragam. Air beras mengandung 90% karbohidrat berbentuk pati yang penting untuk hormon auksin, alanin dan gibbereline pada tanaman. Kandungannya antara lain karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, VitaminB1 (G.M dkk, 2012). Menurut Wulandari et al. (2011) air cucian beras putih mengandung N 0,015%, P 16,306%, K 0,02%, Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B1 0,043%. Air cucian beras mengandung zat pengatur tumbuh. ZPT pada tanaman yang berperan merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominasi apical dan pembentukan daun muda. Oleh karena itu dilakukan pelatihan mengenai pemanfaatan limbah organik air cucian beras menjadi pupuk organik cair (POC) ramah lingkungan. POC merupakan pupuk organik yang berasal dari pembusukan bahan-bahan organik dan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah terurai agar siap digunakan oleh tanaman.
Kunyit asam merupakan minuman yang dibuat dari bahan baku berupa sari rimpang kunyit (Curcuma domestica), daging buah asam jawa (Tamarindus Indica) dan gula. Kunyit asam adalah salah satu minuman yang kaya akan manfaat. Kunyit memiliki senyawa alami bioaktif kurkuminoid. Kurkuminoid adalah senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan, senyawa hipokolesteromik, kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik, antiinflamasi, antimutagenik, dan antikanker, seperti kanker usus, payudara, paru-paru, dan kulit (Winarti dan Nurjanah, 2005). Buah asam mengandung magnesium, kalium, zat besi, kalsium dan fosfor serta kaya vitamin B1, B2, dan B3. Kunyit asam dikatakan dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidan, anti peradangan dan anti bakteri didalamnya. Kurkumin dalam kunyit asam juga bisa menjadi modulator kekebalan tubuh untuk melawan kanker seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Sosi