Lihat ke Halaman Asli

Nina

Ibu Satu Anak

Meja Kerja Kamu Berantakan atau Rapi?

Diperbarui: 21 Juli 2016   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tumblr.gothick.org.uk

Yang namanya penulis itu, kerjanya duduk, buka laptop di meja dan mulai mengetik. Akhir-akhir ini tidak melulu perlu meja sih karena kadang saya juga menulis di tablet, di tengah perjalanan menuju dan dari kantor. Tapi ketika dihadapkan dengan tema tulisan "meja kerja" saya jadi kembali melirik tempat kerja saya sekarang ini.

Sebagai seorang pekerja kantoran, yang namanya meja kerja itu penting. Dulu ketika pekerjaan tidak mengharuskan saya duduk manis di depan meja, saya tidak terlalu pusing dengan si meja ini. Namun sekarang, ketika lebih dari separuh hari saya dihabiskan di sana, saya jadi sedikit lebih sayang dengan si meja. Pagi datang duduk di meja, meninggalkan meja hanya makan siang. Meja saya di kantor yang dulu cenderung berantakan. Sekarang sedikit berbeda.

Lalu saya menemukan quote Albert Einstein ini di internet: “If a cluttered desk is a sign of a cluttered mind, of what, then, is an empty desk a sign?”

Meja saya sekarang rapi, soalnya memang karena open office yang tidak memungkinkan saya menyimpan banyak barang, sejak pindah kantor juga saya tidak lagi membiasakan diri menyimpan barang-barang pribadi di laci kantor. Lalu ada apa di meja kerja saya? Sebuah article di Lifehack menganjurkan kita agar meletakkan barang-barang yang membuat kita happy di atas meja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini hanya bisa saya lakukan di kantor. Soalnya kalau ditanya sebagai seorang blogger/writer, meja kerja saya seperti apa, jawabannya tidak ada. Saya biasa kerja pindah-pindah, dari meja pesawat, meja kafe, sampai meja dining room di sebuah hotel di Singapore. Namanya juga menulis ya, bisa muncul di mana saja kan idenya. 

Kembali ke meja kerja di kantor, yang membuat saya happy adalah Harlequin dan Stitch. Harlequin yang sebentar lagi nongol di film Suicide Squad ini adalah "superhero" favorit saya setelah Catwoman. Lalu ada Stitch dari Lilo and Stitch, alien biru yang quotenya "O'hana means family. Family means no one gets left behind or forgotten," berkesan banget. Buku Dilbert di samping kanan itu sekarang sudah hilang dan dibawa pulang.

Meja kerja saya di kantor sekarang (photo by Ruth)

"Creativity is allowing yourself to make mistakes. Art is knowing which ones to keep." ~Dilbert

Lalu saya suka bekerja di meja dekat jendela, walaupun jendelanya tidak menghadap ke luar bangunan. Yang namanya sinar matahari biasanya jadi mood booster saya dalam menulis. Kalaupun sinar matahari sedang sembunyi, hujan pun bisa jadi inspirasi. Pokoknya ada banyak hal di luar jendela yang membuat menulis menjadi lancar. Sayangnya di kantor saya, yang namanya jendela itu super langka. Jadilah, saya sering sengaja mampir ke cafe pulang kantor hanya demi mencari mood dan meja dekat jendela. 

Riset membuktikan bahwa paparan sinar matahari dapat meningkatkan mood, kualitas tidur dan kesehatan pekerja. Tidak heran kalau dulu saat kuliah, di kampus saya banyak yang senang membawa laptop ke luar dan belajar di taman. Yang jelas sih, meja kerja sebaiknya tidak menghadap tembok, soalnya bikin stres, haha.

Tapi ada satu benda yang biasanya ada di meja kerja saya, di manapun saya berada: Kopi. Haha. I'm a coffee drinker. Jadi mau di kantor, mau di rumah, di cafe, bahkan meja pesawat pun biasanya di samping laptop saya ada kopi. Kalau di pesawat, kopinya titip di meja anak saya. So, I guess, I can safely say that my working desk is where the cup of coffee lays.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline