Lihat ke Halaman Asli

AMARILLA SYAWALANI

(19170027) MPI ICP UIN MALANG

5 Elemen Dasar Pembelajaran Kooperatif dengan Paduan Workshop Be Brave

Diperbarui: 16 April 2020   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang memungkinkan sekelompok kecil siswa untuk bekerja bersama dalam tugas bersama. Parameter sering bervariasi, karena siswa dapat bekerja secara kolaboratif pada berbagai masalah, mulai dari masalah matematika sederhana hingga tugas besar seperti mengusulkan solusi lingkungan di tingkat nasional. Siswa kadang-kadang secara individual bertanggung jawab atas bagian atau peran mereka dalam penugasan, dan kadang-kadang mereka dimintai pertanggungjawaban sebagai seluruh kelompok.

Pembelajaran kooperatif telah menerima banyak perhatian dan pujian --- terutama sejak 1990-an ketika Johnson dan Johnson menguraikan lima elemen dasar yang memungkinkan pembelajaran kelompok kecil yang berhasil:

1. Saling ketergantungan yang positif: Siswa merasa bertanggung jawab atas usaha mereka sendiri dan kelompok.
2. Interaksi tatap muka: Siswa mendorong dan mendukung satu sama lain; lingkungan mendorong diskusi dan kontak mata.
3. Akuntabilitas individu dan kelompok: Setiap siswa bertanggung jawab untuk melakukan bagian mereka; grup bertanggung jawab untuk memenuhi tujuannya.
4. Keterampilan Sosial: Anggota kelompok memperoleh instruksi langsung dalam keterampilan interpersonal, sosial, dan kolaboratif yang diperlukan untuk bekerja dengan orang lain.
5. Pemrosesan kelompok: Anggota kelompok menganalisis kemampuan mereka sendiri dan kelompok untuk bekerja bersama.

Pada saat yang sama, karakteristik berikut harus ada:
- Ketika merancang kegiatan pembelajaran kooperatif, guru perlu mengidentifikasi dengan jelas tanggung jawab dan akuntabilitas individual siswa kepada kelompok.
- Setiap anggota harus memiliki tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan yang tidak dapat diselesaikan oleh anggota lainnya.

Catatan: Artikel ini menggunakan istilah "kooperatif" dan "kolaboratif" secara bergantian. Namun, peneliti tertentu membedakan antara dua jenis pembelajaran ini, menguraikan perbedaan utama adalah bahwa pembelajaran kolaboratif berfokus terutama pada pembelajaran yang lebih dalam.
Manfaat

Guru sering menggunakan kerja kelompok, dan dengan demikian pembelajaran kooperatif, karena sejumlah alasan:

Ubah Segala Sesuatu. Adalah bermanfaat untuk memiliki variasi dalam instruksi Anda; itu membuat siswa terlibat dan memungkinkan Anda untuk menjangkau lebih banyak pelajar. Pembelajaran kooperatif juga mengubah peran siswa dan guru ketika guru menjadi fasilitator pembelajaran, membimbing jika Anda mau, dan siswa mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri.
Kemampuan hidup. 

Kerja sama dan kolaborasi adalah keterampilan penting yang akan terus digunakan siswa jauh di luar tahun sekolah mereka. Salah satu elemen kunci di tempat kerja adalah kolaborasi, dan kita perlu membuat siswa siap untuk bekerja sama, bertanggung jawab dan bertanggung jawab, dan memiliki keterampilan interpersonal lain untuk kehidupan profesional yang efektif. Pembelajaran kooperatif juga terbukti menumbuhkan rasa percaya diri, motivasi, dan empati siswa.

Pembelajaran yang lebih dalam. Berkolaborasi dengan orang lain memiliki efek yang kuat dan positif pada pemikiran dan pembelajaran siswa --- melalui tugas pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan baik, siswa sering memperdalam pemahaman mereka tentang konten yang ditugaskan. Siswa terlibat dalam wacana yang bijaksana, memeriksa berbagai perspektif, dan belajar bagaimana tidak setuju secara produktif.

Tantangan dan Solusi
Meskipun pembelajaran kooperatif atau kolaboratif telah tertanam dalam praktik mengajar selama beberapa dekade sekarang, itu juga telah menunjukkan bahwa kegiatan kelompok kecil tidak selalu sangat efisien. Beberapa tantangan utama berupa mengubah siswa menjadi 'pengendara bebas' (kurangnya partisipasi atas nama beberapa siswa), fokus mereka pada tujuan akademik individu sementara mengabaikan tujuan kolaboratif, dan guru kesulitan dalam menilai secara akurat partisipasi siswa.

Beberapa rekomendasi khusus yang dihasilkan dari tantangan yang disebutkan di atas adalah bahwa guru harus fokus pada:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline