Lihat ke Halaman Asli

YOTTHI AMANDA

Mahasiswa/Universitas Tanjungpura

Memahami Realitas Kehidupan: Kisah Seorang Janda Pedagang Kuliner Kecil-kecilan

Diperbarui: 15 April 2024   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kondis depan rumah/dokpri 

Ibu Husman adalah seorang janda berusia 49 tahun dengan tingkat pendidikan akhir Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beliau bertempat tinggal di Kelurahan Parit Mayor, Kecamatan Pontianak Timur. Bu Husman menjalani kehidupan dengan tanggung jawab menghidupi dua anaknya. Salah satunya masih bersekolah di tingkat SD, satu lagi berada di SMP, sementara dua anak yang lain telah memasuki dunia kerja.

Ibu Husman dan keluarga tinggal di sebuah rumah berukuran 18x5 m2, dengan tembok berlantai keramik dan atap yang terbuat dari seng. Rumah ini menyediakan 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 WC pribadi dengan septictank menjadi fasilitas mandi, yang merupakan rumah hasil dari jerih payah Ibu Husman dan mendiang suaminya. Air bersih untuk kebutuhan minum keluarga Husman juga berasal dari air hujan yang mereka kumpulkan. Namun, untuk kebutuhan mandi, mencuci piring, dan mencuci pakaian, mereka mengandalkan air PAM.

Untuk kebutuhan memasak sehari-hari dan berjualan, Ibu Husman menggunakan kompor gas dengan gas 3 kg yang diisi ulang setiap 2 minggu sekali dan beliau makan sehari tiga kali, dan untuk penerangan  rumah ibu husman menggunakan lampu listrik dengan daya listrik rumah sebesar 450 watt.  

Saat berobat atau mengecek kesehatan Ibu Husman memilih untuk mengandalkan puskesmas terdekat dan BPJS Kesehatan untuk berobat. Aset yang dimiliki keluarga Ibu Husman adalah tiga buah motor dan pajak motor tersebut belom mati. Selain motor, keluarga Ibu Husman juga memiliki beberapa perangkat elektronik seperti 1 buah TV, 1 buah kulkas, 1 buah DVD, 1 buah rice cooker, dan memiliki 3 buah handphone yang digunakan untuk berkomunikasi.

kondisi wc/dokpri

kondisi dapur/dokpri

Kehidupan sehari-hari Ibu Husman diisi dengan pekerjaan sebagai pedagang kuliner kecil-kecilan di depan rumahnya. Usahanya ini menjadi sumber penghasilan yang di alokasikan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, biaya makan, biaya sekolah anak dan modal jualan. 

Penghasilan yang didapat dari usaha kuliner tersebut bervariasi antara 800 ribu hingga 1 juta rupiah per bulan nya. Kedua anak bu Husman yang telah bekerja juga membantu pemenuhan kebutuhan seperti pembayaran listrik bulanan dan biaya makan sehari-hari. Namun, seringkali penghasilan yang diperoleh dirasa tidak cukup untuk menutupi semua kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, Ibu Husman juga mengandalkan bantuan dari pemerintah setempat.

Salah satu bentuk bantuan yang diterima oleh Ibu Husman adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Program Keluarga Harapan (PKH) yang didapat bu husman adalah PKH bantuan Sekolah yang berjumlah sebesar 300-500 ribu rupiah setiap bulannya, namun bantuan ini sempat terhenti karena salah satu anaknya telah bekerja dan mendapatkan gaji di atas upah minimum regional (UMR). Namun, mengingat kembali tantangan ekonomi yang dihadapi, Ibu Husman memutuskan untuk mengajukan kembali PKH ke kelurahan setempat.

Sementara itu, Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) yang diterima Ibu Husman berupa pengiriman beras setiap bulannya. Namun, dibulan Januari dan Februari, Ibu Husman mengalami kendala karena tidak mendapatkan bantuan tersebut dan informasi terbaru dikatakan bahwa bantuan BPNT di lingkungan tempat tinggal Ibu Husman telah diganti menjadi Bantuan Tunai sebesar 300 ribu rupiah per bulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline