PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN (PAPUA) SEBAGAI WUJUD KESETARAAN GENDER YANG MEMIHAK
Oleh: T Yosua sama
Mata pikiran dan hati selalu mengatakan keadaan Papua yang indah karena didukung oleh kemampuan sumber daya manusia perempuan dan laki-laki tetapi mengapa kenyataannya tidak sejalan dengan harapan itu?
Setiap tentu punya impian, harapan atau cita cita untuk memajukan (Daerah) yang aman, damai, dan sejahtera. Muncul pertanyaan, berapa banyak perempuan antara lain menempuh pendidikan formal? atau sudah berapa banyak perempuan yang menjadi pribadi yang berkualitas.
Setiap kepribadian yang ingin menjadi perempuan yang berkulitas perlu belajar dengan sungguh-sungguh dan tentunya memiliki pilihan "menjadi biasa-biasa saja menjadi perempuan yang luar biasa".
Biasanya tipe orang (perempuan) yang memilih menjadi biasa-biasa saja umumnya adalah mereka yang suka bermain aman, santai, tidak disiplin, malas sekolah/kuliah, tidak mengerjakan tugas-tugas, sering cuti tanpa alasan jelas, memilih mengalah daripada mendapat saingan, tidak mau kerja ekstra, tidak mau belajar dari kesalahan, tidak mau berusaha sendiri dan yang mementingkan kenikmatan saat ini daripada harus merencanakan kenikmatan untuk masa depan dan sebagainya.
Perilaku seperti ini tentu akan menciptakan perempuan yang tidak berkualitas atau tidak menunjukkan nilai-nilai keunikan perempuan sebagai wanita yang bisa menopang kehidupan manusia lain. Untuk menjadi pribadi yang berkualitas perlu adanya sikap mau berani berkorban untuk belajar secara serius pada bidang minatnya.
Sikap kritis dan berani bisa dijadikan teman seperjalanan yang akan memberi penerangan di kemudian hari. Oleh sebab itu, yang menjadi tolok ukur untuk menjadi berkulialitas tergantung pada sikap untuk berniat dalam belajar apa saja secara (Otodidak).
Apabila di kalangan sudah merasa tidak menjalani aktivitas yang memberikan manfaat demi pengembangan diri , maka tentu akan menjadi sumber penghambat dan bahkan kehancuran pengembangan karier. Apalagi di Era Globalisasi, pendidikan merupakan ukuran maju mundurnya suatu wilayah atau Daerah itu tersendiri.
Mengingat pentingnya peran perempuan dalam kehidupan manusia maka perlu adanya dorongan bagi kaum perempuan melalui pendidikan formal agar bisa bersaing secara sehat dalam proses pengembangan Pendidikan bagi perempuan agar bisa menjadi perempuan yang berkualitas dalam menghadapi tantangan hidup. Namun, di satu sisi peran sebagai perempuan kadang-kadang menerima masukan dari orang lain secara terus- menerus dan tidak berani menentukan sikap secara tegas dan jelas untuk mengejar nasib ke depan.
Sejumlah kelemahan itu justru dimanfaatkan oleh pihak lain adalah (laki-laki) siapapun dia. Perempuan membutuhkan pendampingan secara baik sesuai nilai-nilai budaya agar di kemudian hari ia bisa lebih baik dari sebelumnya