Melisa masih terlihat sibuk membolak-balik jam dinding tersesat, seharusnya dia pulang dari aktivitasnya jam 15.00 WIT, namun saat itu jam sudah menunjukkan pukul 20.10 WIT, pekerjaan belum selesai juga, terpaksa Melisa lembur memutar balik jarum Jam nya untuk menyelesaikan jam dindingnya.
Ilustrasi itu mungkin banyak dialami saat seseorang yang bekerja selain sebagai kepala rumah tangga , seorang tanggu, atau seorang petualangan hidup, atau seorang perantauan nasip, atau seorang pelayanan, atau seorang pemrontak atau prakerja atau juga anda yg sedang baca saat ini.
Apalagi saat ada anggota keluarga atau anggota tubuh yang sakit, atau tugas harian /aktivitasnya makin padat pikirannya terbagi menjadi kepusing matian:
Memikirkan kondisi yang sedang sakit ,atau mengurus keluarga dn anak-anak atau harus menyelessaikan aktivitas harian misal:
cuci pakaian, menyapu kamar, mengerjakan tugas kuliah atau hari sdh pagi harus ikut kuliah zoom ,atau hari sdh terlambat bangun mesti keburu buruan waktu.
Atau juga yang kebetulan di awal hari tidak bisa mengambil keputusan dikarenakan aktivitas harus sudah beres di akhir minggu , terkadang semua bertumpang tindih minggu sampai bulan.
Begitulah aktivitas setiap kehidupan manusia menumpuk dan deadline maka pikiran akan semua terforsir kemana situ sini-sana.
Sedang, saat posisi di rumah, antara kos, asrama atau rumah sendiri mengurus aktivitas harian dengan pikiran menumpuk akan saling bertumpang tindih yang menyebabkan pekerjaan atau tugas terlewatkan atau bahkan terlupakan.
Hal ini merupakan kebiasaan menjadi biasa biasa. Mau Komplin 'o jelas ini realita.
Salah satu Tokoh SDM: Titus Lao Mohi, ketua KPU PegBin.
yg dilansir disela-sela sesi tanya jawab pada kegiatan Penerimaan Anggota Baru RK-ANPROPAKOS : pekan Oktober 2021
"Dengan bahasa sederhana : Kakak tidak bisa mengambil contoh tentang hal besar, tetapi, hanya contoh kecil saja : adek perna mencuci pakaian sendiri selama sehari atau tidak.
Adek perna menyapu tempat tidur atau tdk. Jika dua hal kecil ini tdk dilakukan maka kembalilah kepada pribadi.