Lihat ke Halaman Asli

Yossy FabienLeimena

Mahasiswa pencinta tulisan dan hitungan

Jus Semangka

Diperbarui: 12 September 2020   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                      Dengan penuh semangat Ali membuka warung nasi miliknya sendiri. Ali mengelola usaha warisan sang ayah yang sudah meninggal dua bulan yang lalu.

                      Karena ingin membuatnya berkembang dan semakin banyak diminati, Ali menambah menu baru berupa aneka jus. Menu barunya tersebut membuat para pelanggan ramai dan antusias menghamburkan uang mereka di tempat itu. Baru satu hari beroperasi dengan menu baru, warung Ali sangat ramai sampai pelanggan baru terpaksa tidah menghamburkan uangnya disana karena kursi sudah penuh.

                      Warung Ali tutup pada pukul 17.00 WIB. "Alhamdulillah ya allah baru satu hari beroperasi dengan menu baru aku untung besar," gumam Ali. Ali bertekad akan memajukan usaha warung nasinya untuk membanggakan mendiang ayahnya.

                      Hari kedua membuka warungnya, Ali kedatangan seorang bocah laki-laki berusia enam tahunan. Bocah itu memesan jus semangka namun ia ingin meminumnya dirumah.

                     "Om, saya pesan jus semangka satu ya," kata bocah yang bernama Riki itu. "Boleh dik, minum disini atau bawa pulang?," tanya Ali. "Saya mau bawa pulang om," tambah Riki. "Baik, silahkan ditunggu ya jusnya dik," kata Ali. Dalam hati, Riki bergumam bahwa jus semangka yang dibelinya itu tidak akan diminum melainkan diberikan kepada sang kakak yang ingin membuat manisan namun kekurangan bahan.

                      Bagi Riki, tidak ada cara lain selain membeli jus sebagai bahan untuk membuat manisan. "Dik, ini ya jus semangkanya," kata Ali. "Berapa harganya om?," tanya Riki. "Harganya lima ribu saja dik," jawab Ali. Riki mengeluarkan uang lima ribu rupiah pemberian kakaknya untuk membayar jus semangkanya.

                      "Terimakasih om," jawab Riki. Dengan segera Riki pergi dari warung Ali. Ali merasa senang bisa melayani bocah sepertinya. Sesampainya dirumah, Riki memberikan jus semangka itu kepada kakaknya. "Kak Aina, ini jus semangkanya kak, dipakai saja untuk bahan membuat jus semagka," kata Riki. "Terimakasih ya dik, besok kakak kasih kamu uang untuk beli jus semangka lagi ya," jawab sang kakak.

                      Keesokan harinya, Riki kembali ke warung Ali. Riki memesan jus semangka lagi disana. "Om, saya yang kemarin om, saya mau memesan jus semangka lagi," kata Ali. "Oh boleh dik, kamu sukanya jus semangka ya," tanya Ali. "Iya saya memang suka jus semangka om," jawab Riki. "Ya sudah, om buatkan lagi buat kamu dik," kata Ali.

                      Riki mempersiapkan uang lima ribu rupiah dari kantongnya. "Nah ini dik jus semangkanya, selamat menikmati," kata Ali tersenyum. Riki membayarnya sesuai harga nominal. Tanpa basa basi Riki pergi dari warung Ali.

                      "Anak itu sopan, polos, dan ramah ya, aku tidak menyesal melayani dia, untuk kedepannya kalau dia datang lagi, aku beri saja pesanannya secara gratis, aku merasa malu harus menyusahkan anak kecil," gumam Ali.

                      Riki memberikan lagi jus semangka itu kepada kakaknya yang tengah sibuk meracik manisan. "Terimakasih jusnya Riki, sekarang kakak lagi meracik manisannya," kata sang kakak. Semangat Riki untuk membantu kakaknya semakin membara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline