Lihat ke Halaman Asli

Yoss Prabu

Novelis

Musuh Kecil Kang Juhi

Diperbarui: 30 Januari 2025   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjual gorengan. (Foto: hanya ilustrasi. Samuel Christopher Hartanto). 

Pengantar

Kang Juhi, pedagang gorengan keliling. Tinggal seorang diri, di sebuah kamar kontrakan, di pinggiran ibukota. Namun ia bisa berada di mana saja, dan bertemu dengan siapa saja. Karena ia hanya semacam simbol yang mewakili suatu kelompok masyarakat marjinal, yang alam bawah sadarnya terkadang mengejawantah ke berbagai dimensi kehidupan. Kang Juhi mengamati lalu batinnya mengkritisi berbagai aspek kehidupan yang sering kali menyimpang menurut penalaran akal sehat Kang Juhi. Apakah penalaran batinnya bisa dipertanggungjawabkan? Perlu diskusi lebih lanjut. Karena ia hanya penjual gorengan, yang tak menarik perhatian. Dibutuhkan tatkala tak ada pilihan.

Namanya juga dongeng.

*

Musuh Kecil Kang Juhi

Di sebelah kamar Kang Juhi, tinggal Bang Munir, pria paruh baya dengan rambut yang selalu awut-awutan dan kebiasaan ngomel yang tak ada habisnya. Bang Munir adalah tukang tambal ban keliling yang sudah lebih dulu menetap di kontrakan itu. Ia dikenal galak, tapi di balik mulut tajamnya, terselip perhatian kecil yang sering membuat Kang Juhi kesal sekaligus terhibur.

Suatu malam, di kontrakan Kang Juhi. Bang Munir mengetuk pintu Kang Juhi dengan irama yang terdengar seperti rap.

"Kang Juhi! Buka pintunya, woi! Ada yang penting nih!"

Dengan enggan, Kang Juhi membuka pintu. "Apaan sih Bang? Sudah malam, saya capek."

"Capek apa? Jualan kau tadi juga sepi, kan?" kata Bang Munir sambil menyelonong masuk tanpa permisi. Ia langsung duduk di lantai seperti rumah sendiri, memandangi baskom Kang Juhi. "Kau ini sedang apa bicara sama baskom terus? Gila kau, ya?"

Kang Juhi menghela napas panjang. "Bang, ini kan baskom kesayangan saya. Tidak ada salahnya bicara sama dia. Daripada bicara sama orang yang suka nyinyir!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline