Delusi Erotomania
Terlalu meyakini bahwa seseorang sepenuhnya Mencintainya padahal tidak sebenarnya, apakah itu keliru atau hanya sebatas perasaan saja?
Tahun ini saya tertarik belajar Psikologi karena memberikan value wawasan yang luas dan mendalam untuk dapat memahami arti kehidupan dan arti Manusia serta kedudukan berbagai permasalahan sosial, meskipun saya bukan berlatar Psikologi artinya bukan mengurung niat saya untuk belajar.. Saya terus belajar coba membaca berbagai refrensi dan dan melihat beberapa definisi ternyata banyak arti dan tidak lepas dengan sebuah hubungan antar individu.
Kembali ke topik kata cinta dan Delusi
Cinta sangat identik dengan perasaan kasih sayang, Semua orang pasti juga pernah merasakan cinta mulai dari bayi, remaja bahkan orang dewasa, setiap manusia memiliki perbedaan pemahaman soal cinta tentunya tidak lepas dengan arti sebuah harapan untuk saling memiliki dan saling berbagi, sejahat-jahat orang tersebut pasti punya kalkulasi menerapkan cinta, apalagi orang baik, namanya manusia pasti mempunyai hati dan perasaan satu sama lain untuk saling mengenal berbagi dan melengkapi.
Saya coba mengulas dan ingin membagikan tulisan standar kepada pembaca semoga berkenan dan mudah di pahami.
Apa itu Cinta? Istilah cinta mungkin sudah sering didengar bahkan pernah dirasakan oleh setiap orang dalam berbagai bentuk. Rasa cinta ini mencakup berbagai keadaan emosional atau perasaan, yang ditandai dengan keintiman, gairah, komitmen, kedekatan, daya tarik, kasih sayang, dan kepercayaan.
Tetapi berbahaya juga jika cinta di salah di artikan ke arah yang negatif dan permasalah tersebut mengarah pada mental disorder, Jika cinta orientasinya terlalu berlebihan akan pemaknaan soal harapan kepada subjek tertentu maka dampaknya bisa parah juga, dan itu ada pengertiannya "Delusi Erontomania".
Erotomania adalah jenis gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang meyakini bahwa orang lain menaruh rasa cinta pada dirinya, padahal kenyataannya tidak. Pengidap erotomania sering kali berkeyakinan kuat bahwa orang yang dikagumi sebaliknya mencintainya.
Apakah ini yang dinamakan gangguan Mental tentunya berawal dari perasaan atau feeling tentu imbangi atau menerapkan akal sehat, setelah saya coba mengulik di berbagai refrensi hukum daya tarik dan psikologi ternyata sangat keliru arti Delusi Cinta romantika dan realita tak selamanya satu arah.
Masalah Delusi Cinta bisa terjadi pada anak remaja dan orang dewasa.
Pernah mendengar melihat berita beberapa kasus merugikan diri, bahkan ada beberapa pasangan akibat hubungan kurang baik sehingga mengidap depresi percintaan dan kehilangan arah dan jati diri akhirnya berujung bunuh diri.
Apa solusinya?
Aktualisasi diri itu perlu lewat lingkungan yang baik karena hidup itu butuh keseimbangan antara rutinitas dan kenikmatan hidup baik itu rohani, jiwa dan materi yang harus terpenuhi dan terpuaskan secara sederhana guna membentuk mental yang sehat.
Hidup itu tidak baik kalau niat kita tidak baik, kalau niat kita baik maka hidup kata pun lebih baik.
Judul buku yang di kutip: Agama Skizofrenia; Delusi Cinta Ketidaksadaran dan Asal Usul Agama