Lihat ke Halaman Asli

The First Year My Live

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

( tiga bulan awal)

Saat terindah di mana seorang bunda selalu menghabiskan waktu bersama anaknya. Dua puluh empat jam bersama. Lelah fisik tak ada nilainya jika kita dapat melihat kemajuan perkembangan anak pada setiap detiknya, dan kepuasan yang tiada tara, dikala ibu menyaksikan sendiri keajaiban-keajaiban yang Allah munculkan dalam setiap waktu, menunjukkan tahap-tahap perkembangan yang pasti. Luar biasa….ini tidak mungkin dapat dilakukan oleh seorang bunda jika dia tidak memahami mengapa ia harus melakukannya. Bangun tengah malam, diantara kantuk yang melanda, dia sempatkan dirinya menyaksikan sesuatu yang amat sangat berharga dalam hidupnya.

Tengah malam,,,dikala semua orang tertidur lelap, bunda terbangun…diantara kantuk matanya yang lelah, beliau bangun, lalu duduk dipinggir kasur. Owh…subhannallah …luar biasa keajaiban Allah, kalimat itu terucap jelas dari mulut beliau. Aku pikir beliau sedang menyaksikan apa, rupanya beliau terbangun karena suara rengekan dan rintihan lembut dari mulutku yang mungil, saat tubuh mungilku yang baru berusia 3 bulan. Aku memiringkan tubuh mungilku ke kiri ke kanan…lama sekali, sampai akhirnya bluk…,…ee,...wow..berhasil dan tubuhku tertelungkup…aku bias tengkurap. Hidungku menyentuh kasur, wooooww…bunda mengambil kamera manualnya yang masih pakai film dan jepret…jeprte. Suara kamera berkali-kali, dan lampu blisnya membidik ke arahku yang sedang telungkup. Leherku yang lemah belum bisa tegak, hidungku masih menyentug kasur.                            ” Oh…sepertinya buah hati bunda butuh bantuan ya?”. Bunda bantu aku mengaangkat kepala.  Kalimat menyejukkan itu sering ku dengar dari bunda saat ku mulai merengek…karena tidak nyaman. “Bunda bantu ya, pindahkan posisimu lagi, bunda bangga kamu sudah mencoba telungkup sendiri”!. Lalu tubuh mungil kembali terlentang…tapi tidak lama, ku mencobanya lagi. Miring ke kiri dank e kanan…, “oww buah hati bunda mau mencobanya lagi?”. Baik, Allah bantu kamu, karena ini adalah kepandaian yang Allah berikan kepadamu sayang”.

“Hup…kembali terlentang”, bunda semakin semangat membidikkan kamera manualnya, blisnya menemaniku ditengah malam yang sepi. Dan  aku semakin semangat untuk mengulangi kepandaian baruku, tengkurap..lagi dan lagi. Memang menyenangkan gerakan baruku untuk ku ulang dan membuat ku semakin mahir belajar tengkurap. Ini karya fotografer handalku adalah bundaku.
Hampir setiap tengah malam kami bermain bersama, kadang bunda bacakan buku untukku,,kadang sekedar dongeng..atau curhat tentang perjalanan kerja bunda. Kasian bunda, beliau bilang “ma’af ya nak, buah hati bunda, hari ini bunda pulang kemalaman, kamu menunggu bunda di rumah bersama nenek. Sebenarnya bunda kangen ingin cepet ketemu kamu, tapi hari ini jalanan di Jakarta, macet banget. “bunda berusaha sabar, nak…tapi ya begini, waktu bermain kita tinggal sedikit. Akhirnya kita bisa juga  bermain bersama malam ini. Kamu dengan sabar menunggu bunda pulang dari kantor, dan bermain bersama nenek. Ketika bunda pulang, terlambat sedikit, bunda akan mendapatkan kamu sedang tidur. Padahal sejak dari kantor bunda kangen sama kamu, nak.

Tapi tidak apa-apa, ini lah resiko bunda, untuk pendidikan anak-anak bunda dan anak-anak bangsa bunda harus berjuang dari sekarang. kapanpun bunda siap bermain denganmu. Ketika kamu terlelap tidur, bunda menunggu saat tengah malam biasanya kamu akan terbangun, Allah memberimu banyak kepandaian. Bunda tidak ingin kehilangan kesempatan itu. Bunda akan bermain bersamamu kapan saja kamu terbangun dari tidur malammu. Inilah kesempatan berharga buat bunda. Bunda ingin mengabadikannya dalam file hidup bunda, kelak besar kamu akan melihat dirimu lebih berarti. Kamu masih memberi bunda waktu untuk bermain, walau ini sisa waktu bunda dibalik keletihan bunda, tapi jika bunda sedah bermain denganmu nak, hilang segala penat dan letih. Berganti  dengan semangat yang luar biasa.

Yah, hanya aku dan bunda yang tahu, apa saja aktivitas kami di malam hari, ketika aku terbangun. Memang saat yang terindah bersama bunda, ketika keajaiban itu terjadi. Aku bisa tengkurap, bunda menyaksikannya, bunda tahu setiap perubahan dan kemajuan perkembangan ku. Aku bangga dengan bunda, setiap muncul keajaiban baru dari kepandaianku, bunda sekalu siap dengan kamera manualnya. Beliau menyimpannya dekat bantalnya, jadi ketika aku terbangun dan memulai actionku, bunda langsung membidikkan kamera. Padahal, ku tahu bunda amat sangat lelah. Tapi begitulah, sekelumit cerita di awal kehidupanlku…

Ikuti cerita lanjutannya ya>>>>terimaksih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline