Lihat ke Halaman Asli

Yosi Prastiwi

Ibu rumah tangga

Melindungi Anak dengan Menjaga Kewarasan Ibu

Diperbarui: 23 Juli 2023   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ibu memeluk anak/ Oduo Images 

Hari masih pagi ketika bidan Puskesmas di depan forum bertutur tentang kasus depresi berat yang menimpa seorang Ibu tiga anak di provinsi Jawa Tengah. Sebut saja Kasih, ibu tiga anak yang masing-masing berusia 5 tahun, 1 tahun dan 2 bulan. Anda tidak salah membaca. Anak kedua dan ketiganya memang lahir di tahun yang sama.

Kebobolan kata orang. Kasih sendiri tak menyangka Tuhan langsung menitipkan janin di rahimnya tepat setelah nifas anak kedua. Namun Kasih dan suaminya mensyukuri kehadiran anak ketiga penuh cita. Kasih memang lebih sibuk mengurus anak dan rumah. Wajar kata orang. Hampir semua ibu baru pasti sibuk. Hanya saja Kasih tak sadar, ia mengalami depresi sejak bayi ketiganya lahir.

Sampai suatu pagi, Kasih sampai di rumah bidan Puskesmas dengan mata sembab. Dadanya sesak.

"Bu Bidan, setiap melihat benda tajam ada suara-suara dalam pikiran saya untuk melukai diri." 

Air mata Kasih mengalir lama. Untuk pertama kalinya, ia bercerita pada orang lain tentang halusinasi yang dialaminya.

Hari itu saat bermaksud memasak di dapur, tanpa sadar Kasih sudah meletakkan pisau di pergelangan tangannya. Begitu sadar, Kasih melempar pisau seketika sambil beristighfar panjang. Ia titipkan anak kedua dan ketiganya pada kerabat lantas menuju ke rumah bidan mencari pertolongan.

Aduhai, betapa seringnya kita membaca berita ibu yang menyakiti bayinya paska bersalin. Sebagai perempuan, saya paham tidak mudah menjaga kewarasan sebagai ibu seorang diri. Ibu butuh support sistem positif dari keluarga terdekat. Bagaimana ibu bisa melindungi anaknya jika ia sendiri tak bisa menjaga dirinya?

Peradaban di Tangan Ibu, Diupayakan Ayah

Salah satu ungkapan populer tentang menjadi ibu adalah syair tentang peran ibu dalam membangun generasi. Ibu adalah sebuah madrasah, jika kamu menyiapkannya berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya. Kemuliaan seorang perempuan sebagai ibu dalam Islam berdampingan dengan tanggung jawabnya dalam mengasuh, mengasihi dan mengasah anak-anaknya.

Hal ini tentu saja terkait dengan peran suami dan ayah sebagai kepala rumah tangga. Upaya membangun peradaban keluarga pada level ini bukan lagi perkara bagaimana memilih istri sebagai calon ibunya anak-anak. Sudah lewat fase itu. Namun, bagaimana menumbuhkan potensi dan kebaikan istri. Salah satunya dengan memastikan istri aman dan waras menjalani perannya sebagai ibu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline