Lihat ke Halaman Asli

Yosi Dinuraini

Guru Sekolah

Wanita Karir sebagai Role Model Dalam Pembentukan Akhlak Anak

Diperbarui: 30 Desember 2022   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Trilogi pendidikan adalah sebuah skema hubungan antara lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Antara satu dan lainnya saling mendukung dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Begitu juga dengan pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak akan berjalan dengan efektif dan utuh jika melibatkan institusi tersebut. Sebaliknya, pendidikan akhlak tidak akan berjalan dengan efektif apabila mengabaikan salah satu dari institusi terutama keluarga.  Keluarga sebagai institusi pendidikan pertama yang mana seorang ibu sebagai guru pertama bagi anaknya memberikan pengaruh besar terhadap penanaman karakter dan akhlak seorang anak. Sesibuk apapun seorang ibu tugas pertamanya adalah mendidik anak, maka tentunya seorang ibu yang memiliki gelas sebagai wanita karir memiliki metode tersendiri dalam menanamkan akhlak yang baik bagi anaknya. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mendeskripsikan akhlak anak pada keluarga wanita karir, untuk mendeskripsikan peran wanita karir sebagai role model dalam pendidikan akhlak anak, dan untuk mendeskripsikan metode wanita karir  dalam pendidikan akhlak anak. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian diujike absahannya untuk dianalisis secara kualitatif. Dari data yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa Metode pendidikan akhlak yang digunakan ibu berprofesi wanita karir dalam pendidikan anak di Kelurahan Tlogosari Kulon Semarang adalah metode keteladanan, pembiasaan dan nasehat.

Kata Kunci: wanita karir, anak, akhlak

  • Pendahuluan

Kerusakan moral dewasa ini tengah terjadi dikalangan masyarakat terutama dikalangan remaja Indonesia. Hal ini ditandai dengan maraknya tawuran antar pelajar maupun remaja, penyalahgunaan narkotika, peredaran video dan foto pornografi, berpacaran hingga seks bebas di kalangan remaja. Kota Semarang adalah salah satu kota metropolitan di Jawa Tengah. Kenakalan generasi muda di Semarang tidaklah hanya dari kalangan pelajar SMP -- SMA atau sederajat saja, kini anak-anak yang masih duduk dibangku SD pun ikut menjadi sorotan masyarakat dan pemerintah. Salah satu kasus tawuran antar SD di Semarang yang melibatkan tiga sekolah, yaitu SD Pekunden, SD PL Gunung Brintik, dan SD al-Khotimah. Anak-anak tersebut beberapa membawa senjata tajam, seperti ikat pinggang berujung besi, gir sepeda dan parang (BeritaJateng.net diakses 20 April 2017). Disisi lain, sejumlah anak yang masih duduk dibangku SD diamankan polisi. Pasalnya anak SD tersebut hendak mengelar tawuran di belakang gedung SMP Negeri 3 Semarang (M.Solopos.com diakses 20 April 2017). 

Penanganan terhadap masalah remaja sekarang ini memang harus dilakukan secara lebih profesional, lebih ilmiah, oleh karena situasi yang mereka hadapi saat ini memang jauh lebih rumit dan sulit daripada situasi pada masa silam. Jikalau di masa silam pendidikan orang tua yang didasarkan pada nalurinya sudah cukup untuk membimbing anak ke masa remaja dan dewasanya, sekarang ini pendidikan semata-mata berdasarkan naluri saja sering berakhir dengan konflik hubungan anak dan orang tua atau berakhir dengan berkembangnya anak menjadi remaja yang bermasalah (Sarlito, 2004: 1). 

Fenomena kerusakan akhlak pada generasi penerus di Indonesia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk menerapkan Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter bangsa (KN-PKB). Salah satu upaya untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah dengan menekankan pentingnya pendidikan akhlak atau karakter untuk diimplementasikan dalam setiap institusi pendidikan, baik formal (sekolah), informal (keluarga) maupun non formal (masyarakat).

Dahulu, tugas seorang wanita adalah mengurus rumah tangga, membesarkan anak-anak, serta mengurus kepentingan suami dan urusan-urusan lain yang berkenaan dengan kehidupan di dalam rumah tangga. Sedikit sekali wanita yang dibebani masalah-masalah ekonomi sebagaimana yang mereka alami sekarang. Apabila ada seorang wanita yang bekerja, dia akan lebih banyak menggunakan waktunya untuk kepentingan keluarga dibandingkan waktu yang digunakan untuk mengurus pekerjaannya. Biasanya, pekerjaan itu berkaitan dengan hubungan kekeluargaan, misalnya karena meneruskan usaha orang tuanya, membantu pekerjaan suaminya, atau sekedar menambah pendapatan dan tidak mengorbankan banyak waktu keluarganya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin menginvestigasi lebih lanjut tentang metode apa yang digunakan oleh wanita karir dalam menanamkan akhlak yang mulia pada anaknya.

  • Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Tlogosari Kulon, jumlah penduduk Tlogosari Kulon adalah  32.644 yang terhimpun 9842 kepala keluarga. Dengan prosentase keluarga muslim lebih besar daripada keluarga yang memeluk agama lainnya. Dalam ajaran Islam, keluarga diberikan kekuasaan dalam perannya mendidik dan memelihara keturunan atau anak-anaknya dengan tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmaninya saja, seperti makan, minum, pakaian akan tetapi keluarga juga harus memberikan serta memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang bersifat rohani, seperti halnya pendidikan.

Sebagai seorang ibu yang berstatus wanita karir dalam pekerjaannya, tetapi ketika ia berkumpul dengan keluarga didalam rumah maka status wanita karir itu berubah menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara kepada pihak informan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa metode yang digunakan oleh para ibu-ibu wanita karir sebagai berikut:

Metode Keteladanan

Kesibukan orang tua yang bekerja di luar rumah, mengakibatkan mereka tidak bisa setiap saat memperhatikan dan mengonrol tingkah laku anak-anak. Akan tetapi hal itu bukan berarti mereka langsung melepas tanggung jawab mereka untuk mendidik anak-anak mereka dirumah. Dengan metode keteladanan, peran orang tua terlebih seorang ibu benar-benar diberada dipusat. Karena, pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai konsep mengenai nilai-nilai akhlak yang ia ajarkan secara teoritis, tetapi dituntut untuk menerjemakan dalam kehidupan nyata untuk ditiru, dicontoh dan diteladani oleh anak-anak.

Metode keteladanan merupakan salah satu metode yang banyak digunakan oleh para orang tua di Kelurahan Tlosari Kulon. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Zulfa yang berprofesi sebagai guru, sebagai berikut:

"Metode keteladanan dalam mendidik putra dan putri untuk bertutur kata yang sopan, bersikap baik, hormat kepada yang tua dan menyayangi yang lebih muda adalah metode yang tepat. Terkadang untuk bersikap anak-anak akan mudah melakukan sesuatu, apabila terdapat contohnya. Contoh, ketika kita sebagai orang tua memerintahkan anak untuk salat wajib. Maka, orang tua tersebut juga harus melaksanakan salat wajib. Hal ini yang akan mudah diterima oleh anak mendapatkan contoh yang jelas." (Wawancara, 25/05/2017)

Dari pernyataan di atas dapat diketehui bahwa metode keteladanan yang digunakan oleh orang tua merupakan metode sanagt efektif dalam melatih dan meningkatkan ibadah anak, karena dengan keteladanan anak mendapatkan contoh yang nyata sehingga dengan demikian memudahkan anak untuk mencontoh.

Berdasarkan wawancara dan observasi oleh peneliti mengenai penerapannya metode keteladannya yang dilakukan oleh orang tua, banyak dari orang tua mengaku belum maksimal.  Hal ini disebabkan orang tua memiliki kesibukan dalam pekerjaannya sehingga belum mampu secara maksiamal. Misalnya memberi keteladanan sholat wajib tepat waktu dan belum mampu rutin dalam mengaji setelah salat.

Metode Pembiasaan

Membimbing anak agar memiliki kemauan untuk beribadah kepada Allah Swt tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Orang tua diharuskan untuk menjadi role model atau khudwah khasanah untuk anak. Pembiasaan merupakan suatu tindakan yang dikonsep secara berulang-ulang. Dalam hal ini, metode pembiasaan sengaja untuk dilakukan agar anak terbiasa melakukan suatu kebaikan, sehingga dengannya melahirkan akhlak yang baik. Beberapa hal kecil yang dilakukan dalam keseharian adalah anak dibiasakan untuk mencium tangan kedua orang tua sebelum berangkat dan pulang sekolah, selalu membaca basmallah dan berdoa sebelum melaksanakan setiap kegiatan, dan bertutur kata baik ke sesama. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Ibu Tuti yang berprofesi sebagai pegawai swasta, sebagai berikut:

" Dalam mengajarkan hal-hal baik kepada anak memang harus sabar dan tekun untuk mengarahkan dan terus menerus membimbing antara batasan perilaku baik dan buruk. Contoh: berpamitan sebelum berangkat ke sekolah, mengucap salam ketika masuk rumah, dan penggunaan tangan kanan ketika makan dan minum". (Wawancara, 2/06/2017)

Penerapan metode pembiasaan pada anak usia dini  menjadi bekal yang akan terus diterapkan dalam keseharian anak. Pengarahan, pendampingan dan sikap orang tua yang dapat ditiru oleh anak merupakan faktor yang sangat menentukan  guna berlangsungnya pendidikan akhlak pada pribadi anak. Alangkah baik apabila pembiasaan  perilaku akhlak mulia dari orang tua mencakup lini lingkungan sekitar dan masyarakat luas, tidak terlepas dari tanggung jawab dan tetap memberikan kebebasan serta contoh kongkret bagi pribadi anak dalam bersosialisasi.


Metode Nasihat

Nasehat merupakan pemberian pengertian, batasan, dan pengetahuan melalui lisan maupun tulisan dengan tujuan agar individu tersebut mampu menerima memahami dan bersikap seyogyanya. Dalam metode pemberian nasehat akan lebih baik menggunakan penyampaian verbal yang mudah dipahami oleh pribadi anak dan sesuai dengan tingkatan umur anak. berkaitan dengan psikologi perkembangan di tiap tingkatan umur anak dan daya pikir masing-masing anak. Pupuh Faturrahman (2013:54) pemberi nasehat hendaknya menguraikan nasehat yang dapat menggugah perasaan afeksi dan emosi. Dampak yang diharapkan dari metode nasehat adalah untuk membangkitkan jiwa kecintaan pada Tuhan Yang Maha Esa.


Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa para ibu yang memiliki pekerjaan di luar runah yang biasa disebut sebagai wanita karir memiliki tiga metode dalam menanamkan akhlak kepad anaknya yaitu: Keteladanan, pembiasaan, dan nasihat. Hal ini sesuai dengan teori para ahli yang menyatakan bahwa metode yang paling efektif dalam mendidik akhlak anak adalah dengan memberikannya contoh atau suri tauladan yang baik sehingga anak tidak merasa didikte, kemudian membiasakan anak melakukan kebaikan kecil seperi mengatakan "Tolong", "terimakasih", dan "maaf', setelah memberikan tauladan dan membiasakaan anak berbuat baik maka seorang ibu tetap harus memberi nasihat jika anaknya melakukan kealahan. Namun nasehat disampaikan dengan pembawaan dan karakteristik menyenangkan, bertujuan agar mampu diterima dan dipahami oleh anak (Ahmad, 1991; Abudin, 1997; & Ahmad, 1992).


  • Kesimpulan

Wanita yang bekerja di luar rumah atau yang lazim disebut dengan wanita karir tidak dilarang oleh syari'at Islam, selama tugas dan tanggung jawab domestik rumah tangga tidak terbengkalai, dan dipersyaratkan bagi wanita karir itu untuk memperhatikan nilai etika atau akhlakul karimah. Peran wanita karir dalam pendidikan akhlak anak adalah dengan menggunakan metode adalah metode keteladanan, pembiasaan dan nasehat. Pembinaan akhlak yang dilakukan oleh keluarga juga dilakukan secara kontinue dan berkesinambungan agar apa yang diharapkan dapat terealisasi. Hal yang paling penting ketika pembinaan akhlak anak adalah kesesuaian pembinaan antara sekolah, keluarga dan masyarakat sehingga ketiga pilar tersebut harus saling bekerja sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline